Selasa 20 Feb 2018 06:17 WIB

Hissene Habre: Kisah Percobaan Seorang Diktator

Inilah tentang naik turunnya salah satu diktator paling kejam di dunia, mantan Presid

Suasana perang sipil di Afrika.
Foto:

Segera setelah itu, rezimnya melakukan pembantaian pertama mereka dengan menyergap sebuah kelompok pemberontak bersenjata yang berlawanan di selatan, yang dikenal sebagai Codos. “Lahan perkebunan itu dilapisi dengan mayat, "kata Jaqueline mengenai lokasi pembantaian - sebuah wilayah peternakan terisolasi - yang digunakan dalam persidangan melawan Habre.

Moudeina, seorang pengacara untuk penuntutan di pengadilan Habre dengan mengacu pada pembantaian Codos mengatakan: ”Ya (lahan itu) Mayat itu hanya mayat." Pertanian adalah hanya salah satu simbol mengenai pembantaian di selatan selama periode yang dikenal sebagai Black September tahun 1984. Namun, lebih dari 30 tahun kemudian orang-orang Chad belum melupakan kekerasan rezim Habre terhadap penduduk sipil.

photo
Poster kekerasan di Chad.

“Mereka mengatakan kepada kami bahwa peternakan itu penuh dengan orang. Para tentara melepaskan tembakan ke arah setiap orang yang sedang bergerak. Halaman pertanian berkarpet dengan mayat,’’ kata Jaqueline Moudeina, seorang pengacara untuk penuntutan di persidangan Habré ketika tentara Habre itu memusnahkan setiap perbedaan pendapat di selatan Chad.

Namun, perhatian dunia berubah ke arah utara Karena Gaddafi telah melanggar perjanjian yang telah dibuat dengan Perancis. Pasukan pro-Libya telah melintasi perbatasan simbolis ke-16 dan maju ke ibukota Chad. Dia akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan, yakni dukungan dari tentara Prancis.

Mitterrand berhasil membujuk Gaddafi untuk menarik pasukannya dari Chad, dan Prancis menyatakan dukungan untuk Chad dan Habre. "Dari saat itu Hissène Habré menjadi pemimpin strategis di negara strategis. Kita memiliki kecenderungan untuk mengambil sikap kebebasan: laissez-faire . Jadi tidak ada yang melakukannya di negaranya sejak mereka berkata kepadanya, “Kami hanya meminta Anda untuk menjaga negara Anda pergi, melakukan apa yang Anda inginkan dengan  menyalahgunakan kekuasaannya? " kata Roland Dumas, mantan menteri luar negeri Perancis.

Habre dikenal sebagai "singa" Persatuan Nasional untuk Kemerdekaan dan Revolusi oleh partainya sendiri. Dengan kekuatannya dan bersamaan kebangkitan Gaddafi, terjadi lebih banyak pelecehan. Ribuan orang Chad ditangkap dan menjadi korban kekejaman rezimnya. "Ketika kami menangkap orang-orang yang kami bawa langsung, kami harus menginterogasi mereka. Interogasi tersebut dilakukan dengan kekerasan dan orang-orang berseru bila persidangannya tidak tertahankan karena memang tidak manusiawi," kata Bandjim Bandjoum, mantan agen DDS.

sumber : al jazeera.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement