Jumat 23 Mar 2018 11:55 WIB

PBB Akhiri Misi Perdamaian di Liberia Setelah 15 Tahun

PBB telah menarik sebagian besar dari pasukannya yang berjumlah 15 ribu personel.

Pasukan penjaga perdamaian PBB.
Foto: Ured.org
Pasukan penjaga perdamaian PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengakhiri misi penjaga perdamaian untuk Liberia pada Kamis (22/3). Pasukan perdamaian PBB ini telah bertugas selama 15 tahun di Liberia untuk menangani kelanjutan dua perang saudara yang berakhir dengan kejatuhan presiden saat itu, Charles Taylor.

Misi di Liberia itu telah menarik sebagian besar dari pasukannya, yang berjumlah 15 ribu personel, pada pertengahan 2016. Penarikan pasukan menunjukkan bahwa negara miskin di Afrika Barat itu dapat memenuhi kebutuhan pengamanannya sendiri.

Sekitar 2.000 personel pasukan PBB masih dipertahankan untuk mengantisipasi keadaan darurat, tapi, seiring waktu, mereka kemudian juga ditarik. "Misi ini telah memberikan sumbangan pada pemulihan perdamaian dan stabilitas di Liberia," kata Presiden George Weah dalam jumpa pers bersama Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed.

"Kami memberi hormat kepada para pria dan wanita berbaret biru yang datang dari jauh dan dekat, beberapa di antara mereka mengorbankan jiwanya demi perdamaian".

Weah dilantik pada Januari di tengah sambutan meriah, yang menjadi saksi betapa Liberia sudah melangkah jauh sejak negara itu dilanda perang saudara, yang telah menewaskan hampir 250 ribu orang dan mengubah anak-anak menjadi pembunuh. Weah menggantikan presiden perempuan pertama se-Afrika, Ellen Johnson Sirleaf, melalui pemilihan sengit namun damai.

Liberia, yang didirikan oleh para budak Amerika yang dibebaskan, merupakan republik modern tertua di Afrika.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement