Rabu 18 Apr 2018 13:09 WIB

UEA Tutup Rumah Sakit di Somalia

UAE mengatakan juga akan mengakhiri misi pelatihan militernya di Somalia.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Pemerintah Somalia menyita beberapa kantong uang berisi 10 juta dolar AS dari sebuah pesawat yang tiba di Bandara Internasional Aden Abdulle di Mogadishu dari Abu Dhabi.
Foto: Reuters/Feisal Omar
Pemerintah Somalia menyita beberapa kantong uang berisi 10 juta dolar AS dari sebuah pesawat yang tiba di Bandara Internasional Aden Abdulle di Mogadishu dari Abu Dhabi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Uni Emirat Arab (UEA) menghentikan operasi di sebuah rumah sakit yang dijalankannya di ibu kota Somalia, Mogadishu. Ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan bilateral.

Dilansir di Aljazirah, Rabu (18/4), rumah Sakit Sheikh Zayed yang berbasis di Mogadishu, menawarkan perawatan gratis terutama bagi orang-orang miskin dan telantar. Menurut seorang petugas keamanan, rumah sakit tutup pada Senin malam.

Berbicara kepada Goobjoog, sebuah stasiun radio lokal, Direktur rumah sakit Salim Nurane mengatakan staf menerima perintah untuk menutup rumah sakit selamanya. "Kami menerima antara 200 dan 300 pasien per hari, yang mendapatkan semua layanan dan obat-obatan yang tersedia di rumah sakit secara gratis," kata Nurane.

Pada Senin, UAE mengatakan juga akan mengakhiri misi pelatihan militernya di Somalia. Ini terjadi setelah adanya laporan para pejabat Somalia menghentikan sebuah pesawat UEA saat akan meninggalkan bandara di wilayah Puntland Somalia. Ini menyusul penolakan instruktur militer Emirat menyerahkan barang-barang mereka agar dipindai dan digeledah.

Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah Somalia menyita beberapa kantong uang yang berisi 10 juta dolar AS dari sebuah pesawat Royal Jet yang tiba di Bandara Mogadishu dari Abu Dhabi. Royal Jet adalah sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Abu Dhabi. Maskapai ini melayani kalangan mewah antara UAE dan Eropa.

Pihak berwenang Somalia mengatakan mereka sedang menyelidiki dari mana uang itu berasal. "Pasukan keamanan memperhatikan tas-tas yang mencurigakan itu dan menyerahkannya kepada departemen-departemen terkait," kata kementerian keamanan Somalia dalam sebuah pernyataan.

Bulan lalu, Abu Dhabi setuju melatih pasukan keamanan di Somaliland, sebuah wilayah di Somalia utara yang ingin memisahkan diri dari bagian lain negara itu. UEA juga menandatangani perjanjian 30 tahun konsesi Somaliland untuk mengelola Pelabuhan Berbera di wilayah semi-otonomi. Ia juga mulai membangun pangkalan militer di kota pelabuhan.

Somalia menolak perjanjian antara Abu Dhabi dan wilayah utara Somalia. Menurut Somalia perjanjian itu batal demi hukum. Somalia menyerukan kepada PBB untuk mengambil tindakan.

Berbicara di Dewan Keamanan PBB bulan lalu, Duta besar Somalia untuk PBB Abukar Osman, mengatakan perjanjian antara Somaliland dan UEA mendirikan pangkalan di Berbera adalah pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement