Kamis 03 May 2018 13:37 WIB

ISIS Bertanggung Jawab Terhadap Serangan Bunuh Diri di Libya

Dua pelaku meledakan bom bunuh diri di kantor Komisi Pemilihan Libya di Tripoli

Bom Bunuh Diri
Bom Bunuh Diri

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kelompok gerilyawan fanatik ISIS pada Rabu (2/5) mengaku bertanggung-jawab atas serangan bunuh diri terhadap markas Komisi Tinggi Pemilihan Umum (HCE) di Ibu Kota Libya, Tripoli. Sayap medis ISIS, Amaq, menyiarkan pernyataan di Twitter bahwa serangan tersebut dilancarkan atas perintah Juru Bicara Organisasi tersebut Abu Hassan Al-Muhajir.

"Sebagai reaksi atas seruan Al-Muhajir, dua pembom bunuh diri yang diidentifikasi sebagai Abu Ayyub dan abu Tawfiq mengincar pusat pemilihan umum dan pendukung mereka," kata pernyataan itu.

"Kedua penyerang tersebut meledakkan sabuk peledak mereka, setelah mereka kehabisan amunisi," tambah pernyataan itu.

Al-Muhajir diangkat sebagai Juru Bicara ISIS setelah pendahulunya Abu Muhammad Al-Adnani tewas dalam satu serangan udara pimpinan AS di Aleppo, Suriah, pada Agustus 2016.

Serangan paling akhir tersebut terjadi saat pemerintah dukungan PBB, yang bekerjasama dengan Misi Pendukung PBB di LIbya, sedang mempersiapkan pemilihan presiden dan anggota Parlemen sebelum akhir tahun ini, sebagaimana diusulkan oleh kepala misi PBB Ghassan Salame.

Abdalhakim Belkhair, Wakil Kepala Komisi itu, mengatakan kepada Xinhua bahwa serangan tersebut berusaha mengirim pesan yang jelas dalam upaya menggagalkan pemilihan umum mendatang dengan segala cara.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement