Rabu 10 Jan 2018 11:19 WIB

AS Setuju Jual Sistem Antirudal Balistik ke Jepang

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD).
Foto: Reuters/Missile Defense Agency
Sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS menyetujui penjualan sistem antirudal balistik ke Jepang untuk mempertahankan diri terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara (Korut). Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (9/1).

Departemen Luar Negeri AS meminta Kongres menyetujui penjualan empat sistem antirudal dan perangkat keras senilai 133 juta dolar AS. Sistem ini dapat diluncurkan dari kapal perusak di laut dan dari atas tanah.

Penjualan sistem antirudal balistik ini dibuat oleh Raytheon Co dan BAE Systems. Penjualan tersebut mengikuti komitmen Presiden AS Donald Trump untuk memberikan kemampuan pertahanan tambahan kepada sekutu-sekutu yang terancam oleh perilaku provokatif Korut.

 

Jepang secara resmi telah memutuskan akan memperluas sistem pertahanan rudal balistiknya dengan menggunakan stasiun radar dan pencegat Aegis berbasis AS. Proposal untuk membangun dua baterai Aegis Ashore tanpa rudal kemungkinan akan menghabiskan biaya setidaknya dua miliar dolar AS dan kemungkinan belum dapat beroperasi sampai 2023.

 

Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, dalam sebuah percakapan telepon pada Senin (8/1) sama-sama mengecam perilaku Korut yang sembrono.

 

Berita tentang penjualan tersebut tersebar setelah Korut dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan pembicaraan pertama mereka dalam lebih dari dua tahun. Pembicaraan itu salah satunya bertujuan memecahkan krisis mengenai program rudal nuklir Korut.

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement