Sabtu 20 Jan 2018 17:11 WIB

Militer Terpengaruh Pemerintah AS yang Berhenti Beroperasi

Operasi intelijen AS di seluruh dunia bisa berhenti beroperasi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Pertahanan AS James Mattis, Jumat (19/1).
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Menteri Pertahanan AS James Mattis, Jumat (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan penghentian operasi pemerintah AS akan mempengaruhi operasi militer. Hal-hal yang akan terdampak adalah operasi pelatihan, perawatan dan intelijen.

"Kegiatan operasional kami mungkin akan cukup banyak terganggu. Lebih dari 50 persen, seluruhnya dari angkatan kerja sipil saya akan bebas tugas. Kami melakukan banyak operasi intelijen di seluruh dunia dan harganya mahal. Mereka pasti harus berhenti," ujar Mattis.

 

Meski demikian, secara terpisah Departemen Pertahanan AS telah menyatakan penghentian operasi pemerintah tidak akan berdampak pada perang militer AS di Afghanistan atau operasi lainnya dalam melawan milisi di Irak dan Suriah.

 

Mattis, yang berbicara dalam sesi tanya jawab setelah berpidato, mengatakan dia akan pergi akhir pekan ini untuk melakukan kunjungan ke Indonesia dan Vietnam. Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan, Mattis akan tetap melakukan perjalanan ke Asia meski pemerintah AS masih berhenti beroperasi karena kunjungan ini diperlukan untuk keamanan nasional dan hubungan luar negeri AS.

 

Kongres AS melewati batas waktu tengah malam pada Jumat (19/1) untuk membahas anggaran pemerintah AS. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer gagal menghasilkan kesepakatan sehingga pemerintah AS resmi berhenti beroperasi pada Sabtu (20/1).

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement