Ahad 11 Feb 2018 07:24 WIB

CDC: Wabah Flu di AS Memburuk

Total kematian bayi akiba flu mencapai 63 jiwa.

Dua bayi sedang mendapatkan perawatan di Pusat Kesehatan Upson Regional di Thomaston, Georgia, AS, Jumat (9/2). AS tengah mengalami wabah flu.
Foto: AP Photo/David Goldman
Dua bayi sedang mendapatkan perawatan di Pusat Kesehatan Upson Regional di Thomaston, Georgia, AS, Jumat (9/2). AS tengah mengalami wabah flu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Salah satu wabah flu terburuk di Amerika Serikat (AS) dalam hampir satu dekade memburuk pekan lalu dan kemungkinan akan bertahan selama beberapa pekan. Wabah flu ini, menurut Pusat Pengedalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Jumat (9/2), telah menyebabkan lebih banyak kematian.

Sekitar 10 anak lainnya dilaporkan meninggal dunia karena flu dalam pekan yang berakhir pada 3 Februari. Sehingga, total angka kematian bayi sejauh ini menjadi 63 orang. Anne Schuchat, pejabat direktur CDC, kepada wartawan mengatakan, CDC tidak mewajibkan pelaporan nasional tentang kematian akibat flu pada orang dewasa.

"Saya berharap ada kabar baik pekan ini, tapi hampir semua yang kami lihat adalah berita buruk," kata Schuchat.

Tidak jelas apakah wabah tersebut telah mencapai puncaknya atau akan memburuk. Wabah sebelumnya telah berlangsung antara 11 dan 20 pekan, dan wabah saat ini berada di pekan ke-11.

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit mirip flu adalah jumlah tertinggi yang dicatat CDC sejak memulai sistem pelacakan saat ini pada 2010. Strain flu yang dominan musim ini, influenza A (H3N2), sangat berbahaya, terkait dengan penyakit parah dan kematian, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua.

Wabah tersebut telah mencapai hampir di setiap sudut negara, dengan setiap negara bagian kecuali Hawaii dan Oregon melaporkan adanya flu yang meluas. Schuchat mendesak orang yang sakit untuk tinggal di rumah dan mengatakan masih belum terlambat bagi setiap orang untuk mendapatkan vaksin flu.

Dari setiap 100 ribu orang, diperkirakan 51,4 di antaranya telah dirawat di rumah sakit karena flu, melebihi angka pada musim terakhir yang parah pada 2014-2015 ketika 710.000 orang dirawat di rumah sakit dan 148 anak meninggal. Orang dewasa yang berusia 65 atau lebih tua menjadi yang paling banyak dirawat inap, diikuti oleh mereka yang berusia 50-64 tahun dan balita.

Lonjakan kasus pada bulan Januari mungkin bertepatan dengan anak-anak yang kembali ke sekolah setelah liburan musim dingin mereka. Beberapa negara bagian telah mencatat tingkat rawat inap yang tinggi, dengan Kalifornia mencatat sekitar empat kali lipat dibandingkan pada waktu bersamaan slama musim flu 2014/2015.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement