Kamis 22 Feb 2018 09:32 WIB

Pendeta Paling Berpengaruh di AS Tutup Usia

Graham dekat dengan banyak Presiden Amerika Serikat.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Gita Amanda
Barack Obama bersama Billy Graham.
Foto: wikimedia
Barack Obama bersama Billy Graham.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah satu pendeta paling berpengaruh Abad ke-20 di Amerika Serikat (AS), Billy Graham, meninggal pada usia 99 tahun, Rabu (21/2). Graham menjadi salah satu promotor Kristen yang paling dikenal di Amerika. Ia memulai misinya di seluruh dunia dari London pada tahun 1954.

Dilansir di BBC news, Billy meninggal di rumahnya di Montreat, North Carolina.

Selama 60 tahun karirnya, dia diperkirakan telah berkhotbah di hadapan ratusan juta orang.

Lahir pada tahun 1918 dan dibesarkan di peternakan susu sapi di Charlotte, North Carolina, Billy Graham, menjadi seorang Kristen yang berkomitmen pada usia 16 setelah mendengar seorang penginjil yang berkelana. Misi global membawanya ke seluruh pelosok dunia termasuk Nigeria dan Korea Utara yang komunis.

Graham menghindari skandal, seks dan keuangan, yang sempat dialaim beberapa penginjil kontemporer. Ia merupakan orang yang konservatif dan menentang pernikahan sesama jenis serta aborsi.

"Saya tahu bahwa segera masa hidup saya akan berakhir, saya bersyukur kepada Tuhan atas hal itu, dan untuk semua yang telah Dia berikan kepada saya dalam kehidupan ini, tapi saya menantikan Surga," kata Billy Graham diakhir masa hidupnya.

Dalam akun Twitter resmi presiden Donald Trump mengucapkan bela sungkawanya. "Billy Graham yang hebat sudah tiada, tidak ada yang seperti dia! Ia akan dirindukan oleh umat Kristian dan semua agama. Orang yang sangat spesial," ujar Trump.

Mantan Presiden Barack Obama juga mengatakan dia adalah panduan bagi jutaan orang Amerika. "Billy Graham adalah pelayan yang rendah hati yang banyak berdoa - dan siapa, dengan kebijaksanaan dan rahmat, memberi harapan dan bimbingan kepada generasi orang Amerika,"tulis akun @barackobama.

Billy Graham memang dekat dengan presiden AS dari Harry Truman, dari Richar Nixon sampai ke Barack Obama. Dia bermain golf dengan Gerald Ford dan pergi berlibur bersama George HW Bush.

Graham mendukung Nixon untuk jabatan presiden namun kemudian mengkritiknya mengenai skandal Watergate. Obama menjadi presiden ke 12 yang bertemu dengan Graham saat dia mengunjungi pendeta itu di rumah puncak bukit di North Carolina pada tahun 2010.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement