Selasa 27 Feb 2018 14:11 WIB

Trump Rencanakan Bertemu Kongres Bahas UU Senjata Api

Pemerintah AS didesak membuat aturan pengawasan dan kepemilikan senjata api.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
 Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris.
Foto: AP/Andrew Harnik
Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana bertemu dengan anggota parlemen dari Partai Republik dan Partai Demokrat pada Rabu (28/2). Pertemuan tersebut dimaksudkan membahas undang-undang senjata api.

"Presiden sedang merencanakan sebuah pertemuan dengan anggota Kongres bipartisan pada Rabu guna membahas berbagai undang-undang yang berbeda dan apa yang mereka dapat lakukan untuk bergerak maju," kata sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders dalam sebuah sesi konferensi pers.

Saat ini pemerintah AS didesak membuat peraturan pengawasan, peredaran, dan kepemilikan senjata api. Hal ini menyusul terjadinya insiden penembakan massal di sebuah sekolah di Florida beberapa waktu lalu. Insiden tersebut menewaskan 17 orang.

National Rifle Association (NRA) selaku organisasi nirlaba yang mengadvokasi hak kepemilikan senjata api di AS tak luput dari kritik dan protes warga serta aktivis di sana. Kelompok Moms Demand Action for Gun Sense in America (MDAGS), misalnya, telah mengirim surat ke beberapa perusahaan mitra NRA, seperti Apple Inc, AT&T Inc, Amazon, Alphabet Inc, Google, dan Roku Inc pada Jumat (23/2).

MDAGS meminta perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendepak konten atau tayangan daring NRATV di platformnya masing-masing. Menurut MDAGS, NRATV adalah salah satu alasan mengapa masyarakat AS ingin selalu memiliki senjata api.

"Kami hanya muak dengan NRATV sejak awal. Ini mencoba mengadu orang Amerika satu sama lain, semua dalam upaya untuk melanjutkan agenda mereka, yakni menjual senjata," ujar pendiri MDAGS Shannon Watts.

MDAGS merupakan kelompok aktivis yang fokus pada isu pengontrolan senjata api. Kelompok ini didirikan di Connecticut pada 2012, tak lama setelah terjadinya insiden penembakan yang menewaskan 20 siswa kelas satu.

David Hogg, salah satu siswa yang selamat dari insiden penembakkan massal di Florida telah menggagas gerakan "NeverAgain". Gerakan ini bertujuan menyerukan dihentikannya kekerasan dan kejahatan senjata api.

Sama seperti MDAGS, Hogg akan membidik NRA dan perusahaan mitranya dalam gerakan NeverAgain. "Para siswa akan mengincar setiap perusahaan yang memiliki hubungan dengan NRA, di samping anggota parlemen yang menerima sumbangan," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement