Senin 05 Mar 2018 08:57 WIB

Demi Raih Pengaruh, UEA Diduga Ikut Danai Kampanye Trump

Untuk pertama kali negara selain Rusia dikaitkan dengan kampanye presiden AS itu.

Rep: Marniati/ Red: Endro Yuwanto
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Seorang penasihat khusus menyelidiki dugaan upaya Uni Emirat Arab (UEA) untuk memberi bantuan kepada anggota tim kampanye Donald Trump selama pemilihan kepresidenan pada 2016. Dilansir Aljazirah, Senin (5/3), The New York Times melaporkan George Nader, penasihat penguasa de facto UEA, telah diinterogasi tentang kemungkinan upaya UEA mendapatkan pengaruh politik dengan memberikan uang untuk mendukung Trump.

Nader, yang digambarkan sebagai orang tetap Gedung Putih, diduga ikut serta dalam diskusi mengenai kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) di kawasan Teluk dengan Kepala Ahli Strategi AS Stephen Bannon dan penasihat senior Jared Kushner setelah Trump menjabat.

Laporan The New York Times menyoroti adanya sebuah memo yang dikirim ke Nader oleh penggalang dana utama Partai Republik Elliot Broidy yang diduga mengkonfirmasikan upaya untuk menerapkan kebijakan AS yang mendukung UEA. Perusahaan keamanan swasta milik Broidy, Circinus, dilaporkan telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah UEA senilai ratusan juta dolar sejak pelantikan Trump.

Broidy diduga mencoba mengatur pertemuan empat mata antara Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed dan Trump dalam setting informal. Mantan Jaksa Agung AS Bruce Fein mengatakan, meski tidak ilegal bagi pemerintah asing untuk mencoba mempengaruhi kebijakan, namun upaya ini harus didokumentasikan.

"Pihak ketiga harus mendaftar di bawah registrasi agen asing dan harus mengungkapkan kepada publik saat mereka berbicara bahwa mereka bertindak atas nama pemerintah asing. Itu tampaknya tidak terjadi dalam kasus khusus ini," kata Fein.

Laporan The New York Times ini menjadi penting karena untuk pertama kalinya sebuah negara selain Rusia dikaitkan dengan penyelidikan pengaruh politik yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller.

"Kenyataan bahwa Anda memiliki begitu banyak negara asing yang terlibat di sini. Ini menunjukkan bahaya mencoba mencampuradukkan pemerintahan dan bisnis. Namun, kenyataan bahwa Anda memiliki pemerintah yang berusaha menunjukkan bahwa mereka yakin ada kemungkinan untuk berhasil, jika tidak, mereka tidak akan membuang-buang waktu," kata Fein.

The Washington Post melaporkan, bulan lalu bahwa empat negara, termasuk UEA, mungkin telah berusaha memanfaatkan kurangnya pengalaman Kushner dan utang bisnis keluarganya untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement