Jumat 16 Mar 2018 05:59 WIB

AS akan Pangkas Kadar Nikotin Rokok

Kebiasaan merokok telah membunuh lebih dari 480 ribu warga Amerika per tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andi Nur Aminah
Toko rokok di Amerika
Foto: VOA
Toko rokok di Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Food and Drug Administration Amerika Serikat (AS) mengajukan proposal untuk memangkas kandungan nikotin rokok yang beredar di negara itu. Tujuan dari proposal ini adalah menurunkan kadar nikotin hingga batas minimal atau hingga batas nikotin tak lagi berdampak adiktif.

"Kami melihat kesempatan bersejarah di sini untuk menggunakan standar produk tersebut untuk secara lebih cepat menjauhkan perokok dari rokok," ungkap komisioner FDA Dr Scott Gottlieb seperti dilansir WebMD.

Gottlieb mengatakan, kebiasaan merokok diketahui telah menyebabkan banyak kematian. Kebiasaan buruk ini juga telah menyebabkan beragam penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau.

Penggunaan tembakau, terutama kebiasaan merokok, telah membunuh lebih dari 480 ribu warga Amerika per tahun. Kebiasaan merokok juga menyebabkan kerugian sekitar 300 miliar dolar Amerika per tahun atau sekitar Rp 4 ribu triliun untuk biaya kesehatan dan kehilangan produktivitas.

Gottlieb menilai pengurangan kadar nikotin dalam rokok dapat membantu mencegah jutaan kematian di Amerika Serikat yang berkaitan dengan tembakau. Gottlieb sadar jika langkah ini pasti akan menimbulkan banyak pro dan kontra. Namun, studi dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa ada jutaan manfaat yang bisa diraih jika pengurangan kadar nikotin dalam rokok dilakukan.

"Jika skenario ini dilaksanakan, analisis menyatakan bahwa sekitar 5 juta perokok dewasa bisa berhenti merokok dalam satu tahun setelah aturan diterapkan," kata Gottlieb.

Dengan pengurangan kadar nikotin dalam rokok, diperkirakan pada 2100 nanti lebih dari 22 juta orang, khususnya generasi muda, akan terhindar dari kemungkinan menjadi perokok aktif. Analisis juga menunjukkan bahwa pengurangan kadar nikotin dalam rokok dapat menurunkan angka merokok di Amerika Serikat dari 15 persen menjadi 1,4 persen.

Direktur Center for Tobacco Products FDA Mitch Zeller mengatakan, rokok adalah produk tembakau yang menyebabkan beban kesehatan masyarakat terbesar. Hal ini tecermin dari kombinasi antara toksisitas, tingkat adiksi, prevalensi, dan efek pada nonperokok dari kebiasaan merokok.

"Faktanya, rokok merupakan satu-satunya produk konsumen legal yang ketika digunakan sebagaimana mestinya justru akan membunuh setengah dari para pengguna jangka panjang secara prematur," ungkap Zeller. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement