Jumat 27 Apr 2018 11:47 WIB

AS akan Perluas Operasi Militernya di Suriah

Menurut Menhan AS, kehadiran koalisi anti-ISIS benar-benar dibutuhkan di Suriah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis.
Foto: AP Photo/Virginia Mayo
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis mengatakan AS akan memperluas operasi militernya di Suriah. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump telah menyatakan hendak menarik seluruh pasukan AS dari Suriah.

"Kami melanjutkan perjuangan (melawan ISIS). Kami akan memperluas dan membawa lebih banyak dukungan regional. Ini mungkin pergeseran terbesar yang kami buat sekarang," kata Mattis dalam sidang Senate Armed Services Committee pada Kamis (26/4), dikutip laman Anadolu.

Menurut Mattis kehadiran koalisi anti-ISIS benar-benar dibutuhkan di Suriah. Pertempuran melawan kelompok tersebut akan berlanjut hingga Suriah sepenuhnya bebas dari cengkeraman ISIS.

Ia pun menyinggung perihal isu penarikan pasukan AS yang sebelumnya telah dinyatakan Trump. Mattis mengungkapkan belum ada keputusan yang dibuat sehubungan dengan penarikan pasukan AS di Suriah.

"Keputusan belum dibuat apakah kita dapat memperbaikinya cukup untuk tetap di dalamnya atau jika presiden akan memutuskan untuk menariki diri dari Suriah," ujarnya.

Awal bulan ini Trump mengatakan pasukan AS akan segera meninggalkan Suriah. Hal ini dilakukan karena ISIS telah berhasil dikalahkan.

Selain itu, Trump menilai operasi militer AS di Suriah cukup menyedot anggaran negara. Namun Trump memberi opsi lain kepada negara-negara yang menginginkan agar pasukan AS tetap berada di Suriah.

Ia meminta negara-negara terkait menanggung biaya operasi militernya. Kendati demikian, hal ini memang belum sepenuhnya diputuskan secara resmi oleh Trump.

Sementara itu, Pentagon memberi keterangan yang berlawanan dengan Trump. Pentagon menyebut isu penarikan pasukan AS dari Suriah hanya rumor belaka. Mereka menegaskan pasukan AS akan tetap berada di Suriah untuk memerangi ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement