Sabtu 29 Feb 2020 16:20 WIB

Meksiko Jadi Negara Amerika Latin Kedua dengan Kasus Corona

Meksiko konfirmasikan tiga kasus corona di negaranya.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador. Meksiko menjadi negara kedua di Amerika Latin yang konfirmasikan kasus infeksi virus corona.
Foto: The Independent
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador. Meksiko menjadi negara kedua di Amerika Latin yang konfirmasikan kasus infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pemerintah Meksiko menyatakan pada Jumat (28/2) bahwa telah mendeteksi tiga kasus infeksi corona pada tiga orang laki-laki yang belakangan sempat berpergian ke Italia. Temuan tersebut menjadikan Meksiko negara kedua yang terjangkit wabah di Amerika Latin, setelah Brasil.

"Kasus pertama terjadi pada laki-laki berusia 35 tahun yang menunjukkan hasil positif pada tes awal dan tes kedua pada Jumat pagi," kata Wakil Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell Ramirez kepada wartawan.

Baca Juga

Pasien pertama itu terkait dengan munculnya kasus kedua pada laki-laki 41 tahun di Sinaloa, wilayah utara Meksiko, menurut Ramirez yang bicara di samping Presiden Andres Manuel Lopez Obrador. Pemerintah, dalam keterangan pers terpisah Jumat malam, mengonfirmasi kasus ketiga terjadi pada laki-laki yang turut berpergian bersama dengan kedua pasien.

Menurut Pemerintah, ketiga kasus itu bersumber dari penularan di luar negeri serta sejauh ini tidak ada bukti penularan orang ke orang di Meksiko. Presiden Lopez Obrador meminta masyarakat tetap tenang di tengah wabah ini.

"Kami mempunyai kapasitas untuk menangani situasi ini, karena menurut informasi, ini bukannya sesuatu yang mengerikan atau sangat buruk," kata dia.

Tiga pasien corona sempat ke Italia selama sekitar satu pekan pada pertengahan Februari. Mereka terinfeksi pada sebuah acara konvensi di Bergamo, wilayah utara negara itu, kata pemerintah.

Saat ini ketiganya tengah dalam masa isolasi, sementara lima anggota keluarga para pasien juga turut diperiksa. Pasien yang tinggal di Kota Meksiko sebelumnya menunjukkan gejala-gejala ringan mirip flu dan dalam risiko infeksi rendah, sedangkan pasien asal Sinaloa bahkan tidak mempunyai gejala apa pun.

Untuk saat ini, pemerintah menyebut belum ada alasan yang kuat menghentikan aktivitas persekolahan atau mengimbau orang-orang tidak pergi ke tempat kerja mereka.

"Tidak ada alasan untuk menerapkan hal itu untuk saat ini. Tidak ada penularan umum yang terjadi," kata Ramirez.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement