Selasa 10 Sep 2013 06:25 WIB

Militer Filipina Kembali Diserang MNLF

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Djibril Muhammad
Bendera Filipina
Bendera Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA -- Tiga tentara tewas dan dua puluh lainnya disandera setelah kelompok gerilyawan Muslim dan militer saling serang di Kota Zamboanga, Filipina, Senin (9/9).

Saling serang kali ini menandai tidak berjalannya perjanjian damai antara Pemerintah Manila dan aktivis bersenjata Islam di kawasan selatan negeri itu.

Wali Kota Zamboanga Isabelle Climaco Salazar mengatakan, gerilyawan, sebagaian adalah anggota Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF).

Kelompok berbasis Islam yang menghendaki kemerdekaan wilayah kepulauan dekat perairan Indonesia itu. "Mereka (MNLF) telah melanggar perjanjian damai dengan kami. Kelompok ini sedang meningkatkan posisi tawar untuk kemerdekaan Islam Moro," kata dia kepada AFP, dan dilansir, BBC News, Senin (9/9).

Salazar menambahkan, desakan evakuasi di lokasi pertempuran terpaksa dilakukan.Juru Bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Letnan Kolonel Ramon Zagala menerangkan, pertempuran dengan senjata terjadi sebelum fajar menunjukkan wujudnya.

Dikatakan dia, kelompok MNLF menyerang posko militer angkatan laut dengan perahu motor besar dikawal delapan kapal motor yang lebih kecil. "Mereka datang dari arah Rio Hondo (kota pesisir Muslim lain)," kata Zagala.

Militer, kata dia tidak ragu mengidentifikasi kelompok penyerang adalah anggota MNLF. Hingga siang, dikabarkan, situasi di kota pertempuran masih mencekam. Sekira 800 tentara disiagakan menanggapi serangan susulan.

"Kami membatasi ruang gerak mereka (kelompok bersenjata) sehingga kejadian ini juga tidak meluas ke kota lain," demikian Zagala.

Hingga sekarang, dia menjelaskan para sandera masih dalam penguasaan kelompok bersenjata, dan belum ada negosiasi pembebasan.

Dituduh melakukan penyerangan, Sekertaris Jenderal MNLF Abdul Sahrin menegaskan, kelompoknya tidak bertanggung jawab atas insiden tersebut. Tapi dirinya mengungkapkan, faksi veteran yang memberi komando serangan itu.

Sahrin, seperti dikutip Al Jazeera, menyalahkan mantan Pimpinan MNLF Nur Misuari yang melakukan serangan. Dikatakan, Misuari bulan lalu memaksakan diri kembali memungut pengikutnya untuk kembali angkat senjata lantaran tidak diikut sertakan dalam negosisasi damai antara Manila dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF).

MILF adalah kelompok gerilyawan Muslim yang lebih besar di kawasan selatan Filipina.MNLF dan Filipina sebenarnya sudah gencatan senjata sejak 1996 silam. Faksi Islam bersenjata ini dibentuk Misuari pada 1971.

MNLF bertujuan mengambil alih kawasan kepulauan Filipina bagian selatan menjadi negara Islam. Namun usaha itu terhenti setelah Manila memberikan pilihan. Manila memberikan otonomis khusus ke semua wilayah kekuasaan MNLF.

Deklarasi damai pun disetujui 15 tahun lalu. Namun sebagian anggota MNLF lainnya tidak menerima perjanjian dadmai itu.Komandan Keamanan

Nasional MNLF Asamin Hussin, mengatakan kepada AP, kelompoknya tidak setuju dengan langkah Misuari melakukan perdamaian. "Kami menghendaki berdirinya Negara Islam Moro. Bukan dengan memberikan otonomi," kata dia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement