Ahad 23 Feb 2014 16:39 WIB

Thailand Kembali Berdarah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Aksi demonstrasi di Bangkok, Thailand.
Foto: ROL/Kingkin Jiwanggo
Aksi demonstrasi di Bangkok, Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Insiden berdarah kembali terjadi di Thailand. Peristiwa terakhir ini bahkan menewaskan seorang anak kecil berusia lima tahun dan melukai puluhan orang lainnya.

Dilansir dari BBC, penembakan brutal ini terjadi di sebuah pasar malam di Khao Saming, Provinsi Trat, Sabtu malam. Seorang gadis kecil itu tewas saat sejumlah pria bersenjata menembak para pengunjuk rasa dari Komite Reformasi Demokrasi Rakyat (PDRC). 

Menurut pejabat setempat, gadis kecil itu tengah berdiri di sebuah warung mie ketika pria bersenjata melakukan serangan. Ia kemudian meninggal dengan dua luka tembakan di kepala. Sebanyak 30 orang lainnya juga mengalami luka-luka dan seorang anak dalam kondisi kritis. 

Para pelaku tersebut dilaporkan menggunakan dua buah mobil terbuka saat melancarkan aksinya. Menurut juru bicara PDRC, Suvichan Suwannakana, serangan itu terjadi saat pemimpin partai Pong Sarakham tengah memberikan pidatonya di depan dua ribu massa demonstrasi di sebuah panggung di pasar Yingcharoen. 

Ia mengatakan, pelaku di mobil bak terbuka pertama melemparkan granat ke sebuah warung mie yang dikunjungi sekitar 20 orang. Kemudian, pelaku di mobil bak terbuka kedua menembakkan senjatanya di warung mie tersebut dan mengarahkan senjata mereka ke panggung.

Sehingga kursi para pengunjuk rasa pun tampak berantakan tak beraturan. "Saat itu kondisinya sangat kacau. Saya melihat dua buah mobil bak terbuka dengan kecepatan tinggi," katanya. 

Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan brutal itu. Namun, beberapa pihak mencurigai aksi tersebut dilakukan oleh parapendukung PM Yingluck Shinawatra. PDRC menuntut pemerintahan sementara untuk bertanggung jawab atas serangan di Trat. 

"Serangan yang dilakukan menggunakan senjata M16 dan granat ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan PDRC," kata juru bicara PDRC Akanat Promphan, seperti dilansir dari Bangkok Post.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement