Ahad 11 May 2014 19:32 WIB

Militer Thailand: Kudeta Tak Selesaikan Masalah

Anti-government protesters gather outside the Government Savings Bank building during a rally in Bangkok January 20, 2014.
Foto: Reuters/Athit Perawongmetha
Anti-government protesters gather outside the Government Savings Bank building during a rally in Bangkok January 20, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK --  Panglima militer Thailand Prayuth Chan-ocha, berkeras bahwa kudeta militer tidak akan menyelesaikan keadaan politik di negara itu. "Tetapi tentara akan selalu menjadi pilihan terakhir rakyat,"kata Prayuth seperti dikutip Bangkok Post, Ahad (11/4).

Dia meminta semua pihak yang terlibat untuk mengakhiri kerusuhan saat ini melalui jalur hukum dan tidak melakukan kekerasan. Tentara siap untuk mengatasi pada setiap kemungkinan situasi, kata Prayuth, dan menambahkan bahwa dia berkewajiban untuk melindungi rakyat dari semua kelompok dalam masyarakat.

Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Kediktatoran (UDD), atau Baju Merah, memulai demonstrasi massa di pinggiran barat Bangkok pada Sabtu untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah sementara dan oposisi terhadap permintaan demonstran anti-pemerintah untuk melantik perdana menteri yang tak dipilih.

Pemimpin protes Suthep Thaugsuban, Jumat mengusulkan kepada Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Senat untuk membantu memecahkan krisis di negara itu, dengan membentuk satu " pemerintah sementara dan majelis legislatif" dalam beberapa hari ini.

Surachai Liangboonlertchai, yang terpilih sebagai ketua Senat baru pada Jumat malam, Sabtu mengatakan dia prihatin mengenai konfrontasi antara pihak-pihak yang berlawanan dan prioritas Senat adalah harus menghindari pertumpahan darah.

Surachai menambahkan bahwa semua senator harus terlebih dahulu bertemu pekan depan, setelah dia mungkin mengundang para pemimpin instansi pemerintah dan para pemimpin politik untuk membahas cara-cara keluar dari krisis politik yang berkepanjangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement