Senin 15 Jan 2018 11:47 WIB

Filipina Evakuasi Penduduk Sekitar Gunung Mayon

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Gunung Mayon Filipina
Foto: Geotimes.org
Gunung Mayon Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ketakutan akan meletusnya gunung berapi di Filipina tengah mendorong evakuasi segera penduduk di desa-desa sekitar pegunungan. Pada Ahad (14/1) Filipina menaikkan satu tingkat kewaspadaan di gunung berapi Mayon.

Disebutkan tanda-tanda magma yang meningkat dapat menyebabkan letusan berbahaya. Warga darid ua desa terdekat gunung berapi yang merupakan objek wisata di provinsi Albay tengah itu dievakuasi karena freatik atau uap dari gunung berapi itu telah meletus pada Sabtu. Kawasan pegunungan tersebut menjadi objek wisata terkenal karena bentuk kerucutnya yang nyaris sempurna.

Dalam buletin terbarunya, Institut Vukanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) mengatakan letusan freatik itu mengeluarkan abu, batu dan bau belerang, dan diikuti suara gemuruh dan cahaya samar di kawah. Masyarakat sangat disarankan waspada dan berhenti memasuki radius enam kilometer Zona Bahaya Permanen untuk meminimalkan risiko ledakan mendadak, batuan dan tanah longsor, dikutip SBS.

Phivolcs menyarankan warga yang terdampak abu vulkanik menutup hidungnya menggunakan masker anti-abu, kain bersih atau kain lembab. Pesawat diperingatkan tidak terbang di sekitar puncak gunung berapi. Mereka yang tinggal di lereng gunung berapi, tapi di luar zona bahaya enam kilometer, diperintahkan melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan ambruknya atap rumah akibat akumulasi abu dan air hujan.

Filipina Naikkan Status Level Waspada Gunung Mayon

Kepala Phivolcs Renato Solidum mengatakan gunung berapi tersebut muncul karena telah menunjukkan tanda-tanda abnormaal sejak akhir tahun lalu. Namun Kepala Badan Pencegah Risiko dan Penanggulangan Bencana Provinsi Albay Cedric Daep mengatakan mereka yang berada di pusat-pusat evakuasi diperbolehkan kembali ke rumah mereka di kemudian hari, kecuali Phivolcs meningkatkan tingkat siaga gunung berapi.

Dia mengatakan tidak semua warga yang tinggal di dalam zona enam kilometer dievakuasi. Kami belum mencapai tingkat kritis, katanya dalam sebuah wawancara radio. "Tingkat peringatan tiga adalah apa yang kami anggap penting, empat adalah saat letusan sudah dekat, dan lima adalah letusan yang sedang berlangsung," kata Solidum.

Letusan Mayon yang paling merusak adalah pada Februari 1841, ketika arus lahar mengubur sebuah kota dan membunuh 1.200 orang. Gunung ini terakhir meletus pada 2014, memuntahkan lahar dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement