Selasa 16 Jan 2018 00:21 WIB

Letusan Gunung Mayon Bisa Berlangsung Beberapa Pekan

Cahaya oranye terlihat dari kawah Gunung Mayon yang diselimuti awan di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Filipina, Ahad (14/1).
Foto: Earl Recamunda via AP
Cahaya oranye terlihat dari kawah Gunung Mayon yang diselimuti awan di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Filipina, Ahad (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kepala ahli gunung berapi Filipina, Senin (15/1), memperingatkan tentang kemungkinan letusan berbahaya di Gunung Mayon dalam beberapa pekan atau bahkan hari, saat magma terus menumpuk di puncak gunung berapi paling aktif di negara Asia Tenggara itu.

Gunung berapi setinggi 2.462 meter itu, tujuan wisata di Provinsi Albay tengah karena bentuk kerucutnya yang nyaris sempurna, memuntahkan abu dan membakar lumpur serta batu selama dua hari belakangan. Hal itu memaksa lebih dari 3.000 penduduk mengungsi.

Gunung itu menunjukkan cahaya kawah yang cerah pada Ahad (14/1). Hal tersebut menandakan lahar sudah mulai mengalir dari kawah.

Pejabat bandar udara Manila mengatakan perusahaan Cebu Pacific membatalkan penerbangan ke Kota Legazpi di dekatnya untuk hari kedua pada Senin, dengan alasan cuaca buruk. Letusan Mayon yang paling merusak terjadi pada Februari 1841, ketika lava mengubur sebuah kota dan membunuh 1.200 orang. Gunung ini terakhir meletus pada 2014, memuntahkan lahar dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) Renato Solidum menggambarkan aktivitas Mayon saat ini sebagai letusan magmatik yang tidak eksplosif, namun dia tidak akan mengesampingkan ledakan vulkanik yang lebih berbahaya dalam beberapa hari mendatang.

"Apa yang ingin kami lihat adalah apakah akan ada tekanan yang cukup, tekanan gas agar magma berikutnya naik," katanya kepada ABS-CBN News Channel.

Phivolcs menaikkan status waspada terhadap tingkat tiga pada Ahad setelah mendeteksi aliran lava. Solidum mengatakan menaikkan kewaspadaan ke level 4, dimana zona bahaya akan diperluas dan letusan berbahaya dapat terjadi dalam beberapa hari, bergantung pada bagaimana Gunung Mayon berperilaku dalam beberapa jam ke depan. Level 5 menunjukkan letusan sedang berlangsung.

Orang-orang telah disarankan menjauh dari radius enam Km (4 mil) Zona Bahaya Permanen dan Zona Bahaya yang Diperluas tujuh Km di sisi selatan gunung berapi tersebut. Letusan gunung itu melepaskan abu, batu dan aroma bau sulfur, serta diikuti suara gemuruh dan aktivitas lain di lubang kawahnya, menurut Phivolcs dalam buletin terbaru.

Disarankan orang-orang menutup hidung dan mulut mereka dengan memakai masker. Pesawat terbang juga harus menghindari terbang dekat puncak gunung itu.

Mereka yang berada di lereng gunung, tetapi di luar zona bahaya 6 kilometer diberitahu agar mengambil langkah-langkah waspada terhadap kemungkinan atap runtuh karena debu tebal dan air hujan. Kepala Phivolcs Renato Solidum mengatakan gunung itu tampaknya akan meletus karena menunjukkan tanda tidak biasa sejak akhir tahun lalu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement