Jumat 19 Jan 2018 15:35 WIB

Ibu dan Putrinya Tewas Ditembak Saat Memberi Vaksin

Pemberian vaksin dianggap konspirasi melawan Islam.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Tewas Ditembak (ilustrasi)
Foto: depotproperty.com
Tewas Ditembak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Dua perempuan di Pakistan yang merupakan ibu dan anak tewas ditembak militan setelah mereka memberi vaksin polio kepada anak-anak di kota Quetta.

Seperti dilansir BBC, Kamis (18/1), menurut kepolisian, Sakina Bibi (38) dan putrinya, Rizwana (16) ditembak mati oleh dua orang bersenjata yang menggunakan sepeda motor.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut. Namun, militan bersenjata memang menentang vaksinasi. Mereka mengatakan vaksinasi merupakan konspirasi Barat untuk membuat mandul umat Islam.

Polisi mengatakan tim vaksinasi belum diberi keamanan karena di masa lalu kehadiran polisi telah menarik perhatian pada pekerjaan mereka.

Pejabat polisi Naseebullah Khan mengatakan kedua perempuan yang tewas tersebut merupakan anggota dari kampanye imunisasi di Provinsi Balukistan,  ibu kota Quetta.  "Mereka meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," katanya

Kepala menteri Balukistan Mir Abdul Qudus Bizenjo mengutuk penembakan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan pengecut dan terorisme. "Serangan terhadap mereka yang bekerja untuk melayani rakyat adalah serangan terhadap kemanusiaan," tambahnya.

Sejumlah orang telah terbunuh dalam beberapa tahun terakhir dalam serangan militan terhadap kampanye imunisasi polio.

Pada Januari 2015 sebuah bom bunuh diri di Quetta membunuh 15 orang di luar pusat vaksinasi di Quetta. Taliban Pakistan dan kelompok militan lainnya, Jundullah, mengaku berada di balik serangan tersebut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Pakistan adalah satu dari tiga negara di dunia, bersama dengan Nigeria dan Afghanistan, yang telah gagal mencegah penularan polio.

Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi memerintahkan pihak berwenang di untuk meningkatkan keamanan tim polio.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement