Jumat 26 Jan 2018 20:57 WIB

Langgar Sanksi PBB, Korut Ekspor Batu Bara ke Rusia

Korut dilaporkan telah tiga kali ekspor batu bara.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Tambang batu bara, ilustrasi
Tambang batu bara, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Tiga sumber intelijen Eropa mengungkapkan, Korea Utara (Korut) tahun lalu telah melanggar sanksi internasional dengan mengekspor batu bara ke Rusia. Batu bara asal Korut itu kemudian dikirim ke Korsel dan Jepang melalui negara tersebut.

Dewan Keamanan PBB telah melarang ekspor batu bara Korut pada 5 Agustus lalu dalam sanksi yang dimaksudkan untuk memotong sumber pemasukan bagi Pyongyang. Uang pemasukan itu selama ini banyak digunakan Korut untuk mendanai senjata nuklir dan program rudal jarak jauh.

Negara Komunis itu setidaknya sudah tiga kali mengirimkan batubara ke pelabuhan Nakhodka dan Kholmsk di Rusia. Batu bara diturunkan di dermaga dan dimuat kembali ke kapal yang kemudian membawanya ke Korsel atau Jepang.

Sumber mengatakan, beberapa kargo mencapai Jepang dan Korsel pada Oktober tahun lalu. Sumber keamanan AS juga mengkonfirmasi perdagangan batu bara Korut melalui Rusia dan mengatakan hal itu masih terus berlanjut.

Baca juga, Uni Eropa Perluas Sanksi Terhadap Korea Utara.

"Pelabuhan Nakhodka Rusia menjadi pusat transhipping untuk batu bara Korea Utara," kata salah satu sumber intelijen Eropa, yang meminta namanya dirahasiakan karena sensitivitas diplomasi internasional.

Meski demikian, Misi Rusia di PBB telah menginformasikan kepada komite sanksi Dewan Keamanan bahwa Moskow selalu mematuhi sanksi yang dijatuhkan terhadap Korut.

"Rusia tidak membeli batu bara dari Korut dan tidak menjadi titik transit pengiriman batu bara ke negara-negara ketiga," kata kantor berita Interfax pada Jumat (26/1), mengutip pernyataan seorang pejabat Kedutaan Besar Rusia untuk Korut.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi apakah batu bara yang diturunkan di dermaga Rusia adalah batu bara yang sama yang kemudian dikirim ke Korsel dan Jepang. Reuters juga tidak dapat memastikan apakah pemilik kapal yang berlayar dari Rusia ke Korsel dan Jepang tahu asal usul dari batu bara tersebut.

Departemen Keuangan AS pada Rabu (24/1) memberikan sanksi terhadap pemilik kapal UAL Ji Bong 6, karena telah mengirimkan batu bara Korut ke Kholmsk pada 5 September. Tidak jelas perusahaan mana yang mendapat keuntungan dari pengiriman batu bara itu.

Dua rute terpisah untuk mengirim batu bara telah berhasil diidentifikasi oleh intelijen Eropa. Rute pertama adalah dari Korut ke Pelabuhan Nakhodka yang terletak 85 km di timur Kota Vladivostok, Rusia.

Salah satu kapal yang menggunakan rute ini adalah kapal Jian Fu yang berbendera Palau. Dokumen yang dilihat pelabuhan Rusia menunjukkan, kapal ini melakukan pengiriman 17.415 ton batubara setelah berlayar dari Nampo di Korut pada 3 Agustus.

Kapal tersebut kemudian berlabuh di dermaga no. 4 yang dijalankan oleh LLC Port Livadiya di Nakhodka. Kapal selanjutnya meninggalkan pelabuhan pada 18 Agustus.

Kapal Jian Fu telah mematikan alat pemancar pelacaknya dari 24 Juli sampai 2 Agustus, saat berada di laut lepas. Di bawah konvensi maritim, hal ini dapat diterima atas pertimbangan kapten kapal, tetapi risikonya kapal tersebut tidak dapat dilacak.

Setelah itu kapal lain tiba di dermaga yang sama pada 16 Agustus dan memuat 20.500 ton batu bara. Menurut dokumen, kapal itu meneruskan perjalanan menuju ke pelabuhan Ulsan di Korsel pada 24 Agustus.

Rute kedua adalah dari Korut ke Pelabuhan Kholmsk dan kemudian ke Pulau Sakhalin di utara Jepang. Setidaknya ada dua kapal Korut yang menurunkan muatan batu bara di dermaga pelabuhan Kholmsk pada Agustus dan September. Kapal itu tiba dari pelabuhan Wonsan dan Taean di Korut.

Kapal Rung Ra 2 merapat di Kholmsk sebanyak tiga kali antara 1 Agustus dan 12 September, untuk membongkar total 15.542 ton batu bara. Sementara kapal Ul Ji Bong 6 menurunkan total 1.068 ton batu bara pada 3 Agustus dan antara 1 hingga 8 September.

Batu bara itu tidak melewati bea cukai Rusia karena adanya sanksi PBB mulai berlaku. Batu bara langsung dimuat di dermaga yang sama ke kapal yang dioperasikan oleh Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement