Kamis 22 Feb 2018 09:18 WIB

Pengungsi Rohingya di Bangladesh Hampir 1 Juta Jiwa

Pengungsi Rohingya terancam wabah penyakit.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
 Dalam foto file bulan September 2017, sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh.
Foto: AP/Dar Yasin
Dalam foto file bulan September 2017, sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada sekitar 688 ribu pengungsi Rohingya yang telah menyeberang ke Bangladesh sejak 25 Agustus tahun lalu. Para pengungsi tersebut bergabung dengan sekitar 200 ribu pengungsi yang telah tiba lebih awal.

WHO seperti dilaporkan Anadolu Agency, menyatakan kamp yang menjadi daerah permukiman pengungsi terbesar di dunia yang ditinggali warga Rohingya itu berisiko wabah penyakit. Dalam kondisi ini kebutuhan terhadap kesehatan di sana pun akan terus membesar.

Direktur Regional untuk WHO Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh menuturkan pemerintah Bangladesh dan pihak lainnya telah melakukan upaya untuk mencegah penyebaran penyakit seperti kolera, wabah campak, dan difteri.

"Namun, tantangannya sangat besar, berlipat ganda dan terus berlanjut. Besarnya krisis yang terjadi memerlukan upaya terus menerus dan kontribusi dermawan dari semua relawan untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi warga yang rentan," kata dia seperti dalam Anadolu Agency, Kamis (22/2).

Singh mengatakan, air dan sanitasi, serta tempat berlindung yang berada di sana jauh dari kata bagus. Kondisinya meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular.

Masyarakat Rohingya, yang digambarkan Persatuan Bangsa-Bangsa sebagai kelompok yang paling teraniaya di dunia, tengah menghadapi ketakutan atas serangan wabah penyakit tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada 2012. Berdasarkan catatan Doctors Without Border, sedikitnya 9.000 Rohingya tewas di negara bagian Rakhine dari 25 Agustus hingga 24 September 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement