Senin 26 Feb 2018 11:51 WIB

Korsel Harap Pertemuan Korut-AS Berlangsung Konstruktif

AS berencana mengumumkan paket sanksi baru bagi Korut.

Rep: Rizkyan Adhiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berharap negosiasi antara Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) menghasilkan perbincangan yang konstruktif. Hal itu diungkapkan setelah adanya keinginan negosiasi yang disampaikan Korut kepada Korsel.

"Kami berharap peluang perbincangan kedua negara yang dilakukan akan membuat hasil yang konstruktif," kata Juru Bicara Kementrian Unifikasi Korsel Baik Tae-Hyun, Senin (26/2).

AS sebelumnya mengatakan, pertemuan apapun yang diadakan dengan pemerintahan Presiden Kim Jong Un harus mengarah pada berakhirnya program nuklir Korut. Negosiasi juga harus menghasilkan sanksi yang berkelanjutan bagi negara komunis tersebut.

Pemerintah AS juga berencana untuk mengumumkan paket sanksi baru bagi Korut. Sanksi baru ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan kepada Pyongyang atas uji coba rudal balistik dan nuklir yang pernah dilakukan negara tersebut.

Langkah tersebut lantas menuai kecaman dari Korut. Melalui keternagan resmi Pemerintahan Kim Jong Un mengecam kebijakan tersebut. Mereka menuduh AS mencoba untuk merusak hubungan Korut dengan Korsel yang tengah membaik selama olimpiade musim dingin berlangsung.

Sementara, delegasi Korut yang dipimpin mantan kepala intelejen militer Kim Yong Chol melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-In bersamaan dengan penutupan olimpiade musim dingin. Pertemuan tersebut menghasilkan peningkatan kerjasama sekaligus untuk merekatkan hubungan kedua negara. Kim Yong Chol bersama seluruh delegasi Korut rencananya akan pulang ke tanah air mereka pada Selasa (27/2) besok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement