Senin 26 Feb 2018 17:59 WIB

Musim Badai Ancam 1,5 Juta Pengungsi Rohingya

Banjir akibat topan yang segera tiba diperkirakan akan merendam kamp rapuh.

Ribuan pengungsi muslim Rohingya bertahan di perbatasan, setelah tentara Bangladesh melarang mereka bergerak menuju kamp pengungsian di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Foto: AP/Dar Yasin
Ribuan pengungsi muslim Rohingya bertahan di perbatasan, setelah tentara Bangladesh melarang mereka bergerak menuju kamp pengungsian di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Musim badai yang akan tiba mengancam lebih dari 1,5 juta pengungsi Rohingya dari Myanmar di kamp pengungsi Bangladesh. Juru bicara PBB Stephane Dujarric baru-baru ini menyoroti nasib buruk pengungsi dalam taklimat harian kepada wartawan di Markas Besar PBB di New York, AS, dengan mengutip laporan dari Badan Anak-Anak PBB (UNICEF).

Badan PBB tersebut menandai enam bulan sejak lonjakan terakhir pengungsi Rohingya ke dalam wilayah Banglades Selatan mulai akhir Agustus 2017. UNICEF mengatakan banjir akibat topan yang segera tiba diperkirakan akan merendam kamp rapuh yang tidak memiliki instalasi kebersihan sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit yang menular melalui air dan memaksa ditutupnya klinik, pusat pembelajaran dan instalasi lain buat anak-anak.

Menurut UNICEF, Senin pagi (26/2), sebanyak 185 ribu anak Rohingya juga masih berada di Negara Bagian Rakhine di Myanmar, sementara rasa takut terhadap kekerasan membuat sangat banyak kerabat dan tetangga mereka menyelamatkan diri.

Pengungsian besar-besaran itu dimulai setelah dugaan serangan mematikan oleh gerilyawan Rohingya terhadap pos keamanan Pemerintah Myanmar sehingga menyulut aksi pembalasan keras dari penjaga keamanan dan anggota milisi --yang menyulut pengungsian sebanyak 650 ribu orang Rohingya ke dalam wilayah Bangladesh.

Badan PBB tersebut memperkirakan ada sebanyak 534 ribu pengungsi anak Rohingya mulai tahun lalu dan arus pengungsi sebelumnya ke dalam wilayah Bangladesh. Secara keseluruhan lebih dari 800 ribu pengungsi Rohingya diperkirakan berada di Bangladesh.

Ketika ditanya mengenai kepulangan pengungsi ke Myanmar, Dujarric mengatakan mereka hanya bisa pulang ke tempat bekas rumah mereka secara sukarela, ketika mereka merasa aman.

"Tak seorang pun boleh memaksa mereka," kata Dujarric.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement