Jumat 09 Mar 2018 04:08 WIB

Muslim Sri Lanka Khawatir Diserang Saat Shalat Jumat

Muslim di Sri Lanka mengaku khawatir akan serangan yang dilakukan umat Buddha.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Aparat keamanan berjaga di dekat rumah yang dirusak massa akibat kerusuhan berbau SARA di Srilanka.
Foto: Reuters
Aparat keamanan berjaga di dekat rumah yang dirusak massa akibat kerusuhan berbau SARA di Srilanka.

REPUBLIKA.CO.ID, SRI LANKA -- Muslim di Sri Lanka mengaku khawatir akan serangan yang dilakukan umat Buddha Sinhala, saat melaksanakan shalat Jumat. Mereka mengalami kekhawatiran adanya serangan susulan, meskipun keadaan darurat dan jan malam telah diberlakukan unruk mengurangi kekerasan yang terjadi pada akhir pekan lalu antara Muslim dan Buddha di distrik Kandi.

"Saya hidup dalam ketakutan dan tidak dapat tidur sepanjang malam karena semua orang dari keluarga saya telah pergi untuk melindungi kita dan kita ditinggalkan di rumah," kata penduduk Muslim Fathima Rizka (25) seperti dikutip dari laman Al Jazeera.

Mereka mengaku khawatir lantaran polisi tidak melindungi mereka. Menurut mereka, polisi hanya berdiri sementara serangan sedang dilakukan. "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," ujarnya.

Kondisi di lapangan sendiri, pada Kamis, jalanan di sebagian besar kota di Kandi kosong kecuali adanya polisi dan tentara. Sementara kekerasan dan pengamanan terjadi sebagian besar tejradi di perbukitan Sri Lanka.

Rizka mengatakan, kabar ancaman pada saat Shalat Jumat itu menyebar di antara komunitas Muslim di Kandi. Mereka mendengar adanya rencana serangn di daerah mereka selama Shalat Jumat.

"Pengaturan khusus dibuat oleh masyarakat sendiri untuk memastikan anak-anak dan para perempuan aman di rumah saat mereka ditinggalkan para jamaah laki-laki pergi ke Masjid untuk Shalat Jumat," kata Rizka.

Bentrokan terakhir terjadi pada Ahad (4/3) lalu, yang berawal dari seorang pria dari mayoritas Sinhala sebagian besar dipukuli sampai mati oleh pria Muslim karena kecelakaan lalu lintas, di kota Teledeniya di Kandy.

Esok harinya,  ratusan umat Buddha Sinhala berkumpul di distrik tersebut dan menyerang berbagai toko Muslim, rumah, dan masjid. Banyak perusahaan dibakar dalam bentrokan tersebut. Semenjak itu, banyak tuduhan yang mengindikasikan aparat keamanan gagal menangkap pelaku serangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement