REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Prosedur pengambilan dan identifikasi darah yang dilakukan dengan ceroboh oleh militer Afghanistan diduga telah menyebabkan kematian sejumlah tentara. Mereka yang tewas mayoritas adalah tentara yang perlu perawatan, tetapi menerima kantong darah dengan golongan yang salah saat melakukan transfusi.
Kementerian Pertahanan Afghanistan menolak laporan yang disampaikan oleh Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction itu. Juru bicara kementerian, Dawlat Waziri, mengatakan darah-darah yang diambil telah terlebih dahulu diuji di rumah sakit sebelum diberikan kepada tentara yang terluka.
Menurutnya, kementerian tidak memiliki catatan adanya tentara yang meninggal dunia karena menerima kantong darah dengan golongan yang salah. Waziri mengecam Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction karena tidak memberikan dasar informasi atas laporannya kepada kementerian.
Laporan yang dirilis pada Kamis (22/3) malam itu mengungkap, sekitar 15.400 tentara Afghanistan tidak melakukan pengujian golongan darah saat pertama kali gabung dengan militer. Metode identifikasi golongan darah pada tentara-tentara itu masih dipertanyakan.
Menurut laporan tersebut, tidak ada catatan golongan darah dari hampir 50 persen staf Kementerian Pertahanan, termasuk para tentara. Namun lembaga pengawasan yang dimandatkan oleh Kongres AS itu melaporkan, semua staf Kementerian Pertahanan Afghanistan telah diminta untuk melakukan uji golongan darah dan penyakit menular.
Laporan ini menunjukkan, militer Afghanistan tidak memiliki cara untuk mengetahui tentara mana yang telah melakukan uji penyakit menular dan memiliki darah yang tercemar. "Informasi ini sangat penting karena transfusi darah yang sukses untuk tentara yang terluka mengharuskan darah yang disumbangkan adalah jenis yang tepat dan bebas dari penyakit menular," kata laporan itu.
Selama penyelidikannya, Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction menerima informasi bahwa banyak tentara yang tewas karena menerima jenis darah yang salah. Mereka diharuskan melakukan transfusi setelah terluka di medan pertempuran.