Sabtu 24 Mar 2018 15:28 WIB

Ditekan Cina, Vietnam Hentikan Pengeboran Minyak

Peristiwa ini menjadi yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun.

Kilang minyak
Foto: Republika.co.id
Kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Perusahaan minyak PetroVietnam telah memerintahkan perusahaan energi Spanyol Repsol menangguhkan proyek "Kaisar Merah" di lepas pantai tenggara negara itu menyusul tekanan dari Cina, BBC melaporkan pada Jumat (23/3).

Peristiwa ini menjadi yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun dengan Vietnam yang harus membatalkan pengembangan minyak utama di Laut Cina Selatan akibat adanya tekanan dari Cina. Langkah ini dilakukan karena Repsol sedang melakukan persiapan akhir untuk pengeboran komersial.

Sebuah stasiun pengeboran bernama Ensco 8504, dijadwalkan berangkat dari Singapura ke lokasi pengeboran pada Kamis, menurut sebuah laporan yang mengutip narasumber bidang industri energi yang tidak ingin disebutkan namanya. Pembatalan ini bisa merugikan Repsol dan mitranya sebesar Rp 2,7 triliun akibat investasi yang gagal ini.

Eksekutif Repsol dan PetroVietnam tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Kementerian luar negeri Vietnam pun tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar yang dikirimkan melalui surel.

Kaisar Merah, yang dikenal di Vietnam sebagai ladang Ca Rong Do, adalah bagian dari Blok 07/03 di basin Nam Con Son, 440 km di lepas pantai kota Vung Tau di Vietnam bagian Selatan. Blok itu terletak di dekat "Garis Putus Sembilan" berbentuk U yang menandai wilayah luas yang diklaim oleh China di laut dan tumpang tindih dengan apa yang dikatakannya adalah konsesi minyaknya sendiri.

Ladang tersebut dapat menghasilkan 25 ribu-30 ribu barel minyak dan 60 juta meter kubik gas per hari, tulis media Vietnam Cafef.vn pada bulan lalu. Repsol menghabiskan sekitar Rp 565 miliar untuk kegiatan eksplorasi di Vietnam tahun lalu, menurut laporan laba dan rugi perusahaan 2017.

Lokasi Kaisar Merah dianggap oleh manajemen puncak Repsol sebagai salah satu proyek pertumbuhan masa depan perusahaan. Repsol yang memiliki 51,75 persen saham dalam proyek itu menandatangani kontrak sewa Rp 4,2 triliun untuk sebuah rig yang mulai bekerja di sebuah lokasi di Vietnam pada 2019, menurut pernyataan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement