Selasa 27 Mar 2018 12:02 WIB

Spekulasi Kunjungan Kim Jong-un, Cina Perketat Keamanan

Kim Jong-un berencana menggelar pertemuan dengan pemimpin Korsel dan AS.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Kim Jong un
Foto: EPA/KCNA
Kim Jong un

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memberlakukan pengamanan tingkat tinggi di sebuah penginapan di Beijing. Penginapan tersebut menjadi tempat tinggal warga Korut terkemuka di masa lalu.

Peningkatan pengamanan semakin menguatkan spekulasi terkait kunjungan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ke Cina. Kim rencannya akan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in pada akhir April. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Donald Trump pada Mei. Meski belum ada rencana tentang pertemuan serupa, tetapi Cina telah menjadi salah satu sekutu terpenting Korut.

Sebuah konvoi kendaraan memasuki Wisma Negara Diaoyutai di Beijing pada Senin malam (27/3). Seorang penjaga kehormatan militer dan keamanan juga terlihat di lokasi. Kedatangan konvoi tersebut bersamaan dengan laporan dari jaringan Jepang NTV dan NHK yang melaporkan bahwa kereta khusus Korut tiba di Beijing di bawah keamanan ketat.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina tidak memberikan komentar terkait peristiwa tersebut. Media pemerintah Korut juga tidak memiliki laporan tentang delegasi yang melakukan perjalanan ke Cina.

Kantor kepresidenan Korsel pada Selasa (27/3) mengatakan pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa kereta itu membawa Kim. Korsel juga tidak bisa memastikan apakah adik perempuan Kim juga ikut dalam kunjungan dengan menggunakan pesawat.

Juru bicara Gedung Putih, Raj Shah juga mengatakan AS tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa Kim mengunjungi Cina. Namun, ia mengulangi rencana Trump untuk bertemu dengan Kim.

Analis Korsel meragukan kabar kunjungan Kim Jong-un ke Beijing. Sejak menggantikan ayahnya sebagai pemimpin pada 2011, Kim telah menggembar-gemborkan citra negaranya sebagai negara yang memiliki hubungan dipomatik dengan Cina. Hal itu artinya Kim tidak mungkin menyelinap ke Beijing untuk pertemuan tatap muka pertamanya dengan para pemimpin Cina.

Menurut analis, Kim kemungkinan mengirim utusan khusus, untuk menenangkan sekutu menjelang pertemuan yang direncanakan dengan presiden Korsel dan AS. Utusan tersebut kemungkinan adiknya yakni Kim Yo Jong.

Pengamat dari Institut Asan Seoul untuk Studi Kebijakan Du Hyeogn Cha mengatakan utusan tersebut ingin memperoleh dukungan Cina jika pembicaraan pemimpin Korut dengan Korsel dan AS gagal. "Korea Utara tidak ingin mengirim pesan bahwa Cina sudah tidak dibutuhkan karena Korut membuat pendekatan diplomatik ke AS dan Korsel. Kunjungan itu bisa menjadi bagian dari upaya Korut untuk mendapatkan pengaruh dalam pembicaraan dengan Korsel dan AS," kata Cha.

Ia mengatakan jika pembicaraan dengan Korsel dan AS gagal, Korut akan mencoba untuk menunjukkan senjata nuklir dan kemampuan rudalnya lagi. "Utusan khusus itu dapat mendiskusikan kemungkinan ini dengan para pejabat Cina, meminta Cina untuk tidak menekan terlalu keras dengan sanksi jika itu terjadi," katanya.

Keamanan ketat dilaporkan terjadi di Friendship Bridge sebelum kereta api melintas dari Korut ke Cina. Kereta juga ada disebut melewati beberapa stasiun dalam perjalanan dari Korut ke Beijing.

NTV melaporkan kereta yang datang sangat mirip dengan yang digunakan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il saat ke Beijing pada 2011. Sebuah video yang disiarkan di NTV juga menunjukkan iring-iringan limusin hitam yang menunggu di stasiun kereta api dan barisan tentara Cina di atas peron kereta api. Video itu tidak menunjukkan siapapun turun dari kereta.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement