Rabu 04 Apr 2018 07:47 WIB

Jepang Tawarkan Gaji 1 Juta Dolar untuk Ahli Teknologi

Jepang bersaing dengan Cina dan AS untuk mendapatkan SD kompeten di bidang teknologi.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Teknologi AI
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Teknologi AI

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bersaing dengan Cina dan Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten di bidang teknologi, Jepang menawarkan gaji kompetitif. Padahal selama ini Jepang dikenal sebagai negara dengan pengupahan moderat dan fasilitas kepegawaian yang baik.

Start Today Co, yang mengoperasikan laman belanja Zozotown, menawarkan kesempatan kerja untuk tujuh ahli teknologi jenius dengan gaji 100 juta yen per tahun atau sekitar 994 ribu dolar AS atau Rp 13,7 miliar. Perusahaan terbuka dengan valuasi 8,4 miliar dolar AS (Rp 116 triliun) itu mencari pekerja yang paham kecerdasan buatan, kritograf, dan robotik.

Dilansir Bloomberg, Selasa (3/4), langkah itu terbilang tak biasa di Jepang di mana rata-rata pekerja mendapat upah moderat sebagai ganti fasilitas kepegawaian yang baik. Berdasarkan data perusahaan alihdaya Robert Walters, angka yang ditawarkan Start Today bahkan lebih tinggi dari rata-rata gaji yang ditawarkan perusahaan teknologi di Jepang sebesar 113 ribu dolar AS (Rp 1,6 miliar) dan di Amerika Serikat sebesar 250 ribu dolar AS (Rp 2,1 miliar).

Kepala alihdaya bidang teknologi Robert Walters Tomokazu Betzold mengatakan, memang tak ada patokan ketat soal itu. ''Ada stigma kalau gaji di perusahaan-perusahaan Jepang kurang kompetitif sehingga tawaran Start Today ini merupakan perkembangan positif,'' kata Betzold.

Perubahan tren tawaran gaji tenaga ahli teknologi juga mencuat di Cina di mana tawaran gaji di satu perusahaan teknologi terbesar di Cina dapat melebihi tiga juta dolar AS (Rp 41 miliar) per tahun. Di AS, satu insinyur di unit kendaraan swakemudi Alphabet Inc bisa membawa pulang gaji lebih dari 120 juta dolar AS (Rp 1,7 triliun) setahun atau lebih besar dari eksekutif tinggi di Wall Street.

Menurut Betzold, tentu saja, jadi insinyur di Silicon Valley tak bisa dibandingkan dengan Tokyo. ''Tapi Jepang cukup sebanding, tergantung posisi perkejaannya,'' ujar Betzold.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement