Kamis 19 Apr 2018 14:42 WIB

Cina Lakukan Latihan Menembak Dekat Wilayah Taiwan

Media Cina mengatakan latihan itu sebagai tanggapan terhadap provokasi Taiwan

Ilustrasi militer Cina
Foto: AP/Andrew Selsky
Ilustrasi militer Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer Cina telah melakukan latihan tembak-menembak di sepanjang garis pantai tenggara yang berbatasan dengan Selat Taiwan. Namun tidak jelas apakah kegiatan tersebut merupakan latihan yang sama di Selat Taiwan yang sensitif.

Pemerintah Cina mengatakan bahwa latihan itu akan dilakukan pada Rabu (18/4) di kota Quanzhou Cina. Kota Quanzhou berada di antara dua kepulauan yang dekat dengan pantai Cina tetapi masuk dalam wilayah yang dikendalikan Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Nasionalis melarikan diri ke Taiwan pada akhir perang sipil Cina.

Media pemerintah Cina mengatakan, latihan itu merupakan tanggapan langsung terhadap 'provokasi' oleh para pemimpin Taiwan terkait dengan ancaman dorongan kemerdekaan resmi Taiwan. Cina mengklaim Taiwan sebagai bagian wilayahnya.

Pada Rabu (18/4) malam, televisi pemerintah Cina menunjukkan rekaman helikopter yang menembakkan rudal selama latihan yang berlangsung di pantai tenggara Cina. Latihan itu berlangsung mulai pukul 08.00 waktu setempat hingga tengah malam, memberikan jangka waktu yang sama untuk latihan yang diumumkan sebelumnya di Selat Taiwan.

Kementerian Pertahanan Cina tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang latihan dan apakah latihan tersebut menjadi bagian dari yang sebelumnya dilaporkan juga terjadi di Selat Taiwan.

Taiwan pada hari Rabu mengecam latihan militer Cina, dengan mengatakan Beijing menggunakan "intimidasi verbal murahan dan ancaman perang" untuk mengancam pulau itu. Taiwan adalah salah satu masalah paling sensitif di Cina dan potensi titik api militer.

Cina telah meningkatkan latihan militer di Taiwan pada tahun lalu, termasuk pembom yang terbang di sekitar pulau itu. Gerakan-gerakan militer Cina terakhir terjadi pada saat ketegangan yang meningkat antara Beijing dan Taipei, serta menyusul peringatan keras oleh Presiden Cina Xi Jinping terhadap separatisme Taiwan bulan lalu.

Cina mengklaim Taiwan yang berpaham demokratis sebagai bagiannya dan menganggap pulau itu sebagai provinsi yang memisahkan diri. Permusuhan Cina terhadap Taiwan telah berkembang sejak Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokrat yang pro-kemerdekaan, memenangi pemilihan presiden di pulau itu pada tahun 2016.

Cina khawatir dia ingin mendorong kemerdekaan resmi pulau itu. Namun Tsai mengatakan dia berkomitmen untuk perdamaian dan mempertahankan status quo di Selat Taiwan, tetapi akan tetap membela keamanan Taiwan.

Mengesampingkan ketegangan dengan Cina, Tsai memulai kunjungan ke negara Swaziland di Afrika selatan pada Rabu, salah satu dari 20 negara yang masih mempertahankan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement