Senin 23 Apr 2018 11:01 WIB

Macron Desak Trump Jalankan Kesepakatan Nuklir Iran

Macron ingin mengatasi rudal balistik serta menahan pengaruh Iran di kawasan.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, untuk tetap menjalankan kesepakatan nuklir Iran. Ia mengatakan tidak ada pilihan yang lebih baik dari kesepakatan yang ditetapkan pada 2015 tersebut.

Hal ini disampaikan Macron kepada Fox News menjelang kunjungan kenegaraannya ke AS yang dimulai hari ini, Senin (23/4). Dilansir BBC, Macron mengatakan tidak ada plan B untuk kesepakatan nuklir Iran.

Ia mengatakan AS harus tetap berada dalam perjanjian selama tidak ada pilihan yang lebih baik. "Mari kita hadirkan kerangka ini karena lebih baik daripada situasi semacam Korea Utara," katanya.

Dia mengatakan kedua pemimpin memiliki hubungan yang sangat istimewa. Dia ingin mengatasi rudal balistik sebagai bagian dari kesepakatan serta menahan pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Trump telah mengancam untuk meninggalkan kesepakatan nuklir Iran. Kecuali kesepakatan itu diperketat. Dia telah meminta Eropa untuk mengubah perjanjian sebelum tenggat waktu.

Trump memiliki waktu hingga 12 Mei untuk memutuskan apakah akan memulihkan sanksi AS terhadap Iran. Presiden Trump juga menuntut agar diberlakukannya pembatasan permanen terkait aktivitas uranium Iran. Berdasarkan kesepakatan saat ini, hal ini akan berakhir pada 2025.

Di bawah undang-undang AS yang disahkan selama pemerintahan Obama, presiden perlu menandatangani pembebasan ini setiap 120-180 hari untuk mengakui kepatuhan Iran dengan kesepakatan itu. Penandatangan terakhir dilakukan Trump pada Januari. Dia mengatakan itu adalah kesempatan terakhir untuk mengubah kesepakatan, sebelum AS menarik diri.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif memperingatkan bahwa negaranya siap melanjutkan program nuklir dengan kecepatan yang jauh lebih besar jika AS menarik diri dari perjanjian itu. Macron juga mengimbau Trump untuk tidak menarik pasukan keluar dari Suriah setelah kekalahan akhir dari ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement