Jumat 27 Apr 2018 09:41 WIB

Pertemuan Bersejarah Korsel-Korut di Panmunjom

Kim Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang menginjakkan kaki di Korsel.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agung Sasongko
 Foto tak bertanggal ini disediakan oleh Kantor Presiden Korea Selatan pada Selasa, 24 April 2018, menunjukkan puding mangga yang dihiasi oleh bendera biru yang melambangkan Semenanjung Korea yang bersatu. Puding mangga ini ada di menu untuk perjamuan yang direncanakan setelah pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in pada 27 April 2018.
Foto: Kantor Presiden Korsel Blue House via AP
Foto tak bertanggal ini disediakan oleh Kantor Presiden Korea Selatan pada Selasa, 24 April 2018, menunjukkan puding mangga yang dihiasi oleh bendera biru yang melambangkan Semenanjung Korea yang bersatu. Puding mangga ini ada di menu untuk perjamuan yang direncanakan setelah pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in pada 27 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, PANMUMJOM -- Kim Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang menginjakkan kaki di Korea Selatan dengan melewati batas militer yang telah memisahkan semenanjung Korea sejak akhir 1953. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyambut kedatangan pemimpin negara tetangganya tersebut sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

Dilansir BBC, Kim berharap bisa mendiskusikan segala hal secara gamblang. Fokus utama hal yang akan dibahas kali ini berkaitan dengan adanya indikasi keinginan Korut atas dihilangkannya senjata nuklir.

Di dalam momen yang kaya akan simbol tersebut, Kim dan Moon saling berjabatan tangan di zona yang telah dinetralkan dari militer. Pemimpin Korsel pun juga menginjakkan kaki di perbatasan Korut menunjukkan kedua negara telah kembali berdamai.

"Saya senang bertemu dengan anda," kata Moon pada Kim berdasarkan pantauan BBC.

Kedua pemimpin disambut oleh penjaga kehormatan dalam kostum tradisional di sisi Korsel. Kemudian, berjalan ke rumah perdamaian di Panmunjom, sebuah komplek yang termasuk di dalam zona didemiliterisasi (DMZ) untuk memulai pembicaraan.

"Sejarah baru dimulai sekarang, di titik awal sejarah dan era kedamaian," ujar Kim membacakan pesan yang terdapat dalam buku tamu di rumah perdamaian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement