Ahad 29 Apr 2018 20:39 WIB

Pengungsi Rohingya Minta Perlindungan PBB

Utusan PBB memeriksa situasi ribuan pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Nur Aini
Pengungsi Rohingya di kamp pengungsi Balikhali yang disiapkan khusus untuk janda dan anak yatim, Cox's Bazaar, Bangladesh.
Foto: Damir Sagolj/Reuters
Pengungsi Rohingya di kamp pengungsi Balikhali yang disiapkan khusus untuk janda dan anak yatim, Cox's Bazaar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Pengungsi Rohingya menggelar unjuk rasa di kamp pengungsian yang ada di Bangladesh. Unjuk rasa tersebut digelar untuk meminta perlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait rencana pengembalian pengungsi ke Myanmar.

Pengungsi Rohingya meminta perlindungan PBB pada Ahad (29/4) bertepatan dengan kunjungan perwakilan Dewan Keamanan PBB ke kamp pengungsian di Bangladesh. Perwakilan Dewan Keamanan PBB juga akan mengunjungi Myanmar untuk melihat langsung setelah terjadi kekerasan yang menimpa minoritas Muslim di Myanmar.

Bahkan apa yang dilakukan penduduk mayoritas dan negara terhadap etnis Rohingya telah dikecam oleh dunia. Banyak yang mengatakan telah terjadi pembersihan etnis di Myanmar.

"Kami berharap Dewan Keamanan PBB akan melakukan penyelidikan sendiri terkait kesulitan yang kami alami, permintaan kami, dan selesaikan kesulitan kami," kata Abdul Rahim pengungsi dari Kamp Kutupalong, Distrik Ukhia, Bangladesh, dilansir dari PressTV, Ahad (29/4).

Utusan PBB tiba di Bangladesh pada Sabtu (28/4). Tujuan mereka memeriksa situasi ribuan Muslim Rohingya yang telah melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh. Muslim Rohingya melarikan diri karena menjadi korban dari penumpasan brutal yang terjadi di Myanmar.

Delegasi PBB akan berbicara dan melakukan wawancara langsung dengan para pengungsi di Bangladesh. Setelah itu, delegasi PBB akan pergi ke Myanmar untuk mengunjungi Rakhine tempat etnis Rohingya tinggal sebelumnya.

Ribuan Muslim Rohingya telah dibunuh secara brutal oleh tentara pemerintah dan penduduk mayoritas Myanmar sejak akhir 2016. Sekitar 700 ribu orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus 2018.

Kini delegasi PBB akan bertemu pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. Sebelumnya Suu Kyi juga telah mendapat kecaman dunia karena mendukung gerakan pembersihan etnis Rohingya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement