Kamis 10 May 2018 12:41 WIB

Kim Jong-un Sebut Pertemuan dengan Trump Momen Bersejarah

Pertemuan dinilai dapat mengurangi eskalasi dan ketegangan Semenanjung Korea.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan pertemuan mendatang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menjadi momen bersejarah. Pertemuan tersebut dinilai dapat mengurangi eskalasi dan ketegangan di Semenanjung Korea.

Hal tersebut disampaikan Kim kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu (9/5). Pompeo melakukan kunjungan ke Korut dan bertemu Kim guna mempersiapkan penyelenggaraan KTT Korut-AS.

"Dia (Kim Jong-un) mengatakan KTT Korut-AS mendatang akan menjadi pertemuan bersejarah untuk langkah pertama yang sangat baik menuju promosi perkembangan situasi positif di Semenanjung Korea dan membangun masa depan yang baik, kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya, dikutip laman Yonhap.

Menurut KCNA, dalam pertemuan tersebut Kim dan Pompeo terlibat diskusi mendalam terkait penyelenggaraan KTT Korut-AS. Hal-hal yang didiskusikan mencakup tempat dan tanggal penyelenggaraan acara.

Selain terkait penyelenggaraan KTT, Kim dan Pompeo pun membahas nasib tiga warga AS yang ditahan Korut. KCNA melaporkan Kim mengabulkan permintaan Trump untuk mengampuni dan membebaskan tiga warga AS tersebut. Dilaporkan pula Kim mengapresiasi keputusan Trump yang hendak menyelesaikan masalah dan ketegangan di Semenanjung Korea melalui jalur dialog.

Sebelumnya, KTT Antar-Korea telah digelar di Panmunjom pada 27 April lalu. Dalam KTT tersebut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in menandatangani Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity, and Unification of the Korean.

Inti dari deklarasi tersebut adalah Korsel dan Korut sepakat memulai rekonsiliasi dan menghentikan segala bentuk provokasi yang dapat memicu peperangan di Semenanjung Korea. Selain itu, Korut menyatakan akan meninggalkan program nuklirnya yang selama ini dianggap sebagai ancaman serius oleh Korsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement