Selasa 15 May 2018 17:23 WIB

Dua Korea Kembali Bertemu untuk Bahas Perjanjian Damai

Delegasi dua Korea akan membahas langkah-langkah denuklirisasi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Peta Semenanjung Korea yang terbagi jadi Korea Utara dan Korea Selatan
Foto: all-that-is-interesting.com
Peta Semenanjung Korea yang terbagi jadi Korea Utara dan Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) akan kembali mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada Rabu (16/5). Pertemuan kali ini fokus pada pembahasan langkah-langkah yang diperlukan untuk memulai denuklirisasi di semenanjung Korea.

Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, pertemuan kali ini merupakan tindak lanjut dari KTT antar-Korea yang telah mempertemukan pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in pada 27 April lalu. Selain membahas denuklirisasi lengkap, kedua delegasi negara tersebut juga akan mendiskusikan perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Korea.

Pertemuan akan berlangsung di Rumah Perdamaian di Desa Panmunjom yang berada di wilayah perbatasan kedua Korea yang dijaga ketat. Di tempat tersebut, kedua belah pihak telah menandatangani deklarasi bersama bulan lalu.

"Melalui pertemuan tingkat tinggi ini kami akan bernegosiasi dan menerapkan langkah-langkah untuk melaksanakan Deklarasi Panmunjom dan membangun hubungan berkelanjutan antar-Korea, serta membahas perdamaian permanen di semenanjung Korea," kata kementerian tersebut.

Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon akan memimpin delegasi Korsel yang terdiri dari lima anggota. Sementara delegasi Korut yang berjumlah 29 anggota akan dipimpin oleh Ketua Komite Reunifikasi Damai Korut, Ri Son-gwon. Wakil Menteri Perkeretaapian Korut Kim Yun-hyok dan Wakil Menteri Budaya dan Olah Raga Korut Won Kil-u, juga dilaporkan akan hadir.

Korea Utara telah mengatakan akan membongkar situs uji coba bom nuklirnya antara 23 Mei hingga 25 Mei untuk menepati janjinya menghentikan uji coba nuklir. Pembongkaran tersebut akan dilakukan sebelum KTT Korut-AS diselenggarakan di Singapura.

Pada Selasa (15/5), Korut telah mengundang satu kantor berita dan satu stasiun televisi dari Korsel untuk melihat langsung penutupan situs tersebut. Warga Korsel tidak dapat mengunjungi Korut tanpa undangan dan persetujuan dari pemerintah Korut.

Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong-un akan bertemu pada 12 Juni mendatang. Kepala Program Pangan Dunia (WFP) PBB David Beasley mengatakan warga Korut tampak optimistis terhadap KTT tersebut. "Saya pikir mereka memiliki harapan. Saya pikir semua orang di sana memiliki harapan," kata Beasley kepada wartawan di Seoul setelah melakukan perjalanan ke Korut.

Beasley, yang mengunjungi Korut dari 8 Mei hingga 11 Mei, mengatakan para pejabat WFP telah diberikan akses ke beberapa daerah. WFP juga telah mengadakan diskusi terbuka dengan para pejabat di sana.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement