Rabu 16 May 2018 20:38 WIB

Kim Ogah Bahas Pelucutan Senjata Nuklir Saat Bertemu Trump

Korea Utara hanya akan membahas peningkatan hubungan bilateral.

Rep: Winda Destiana Putri/Marniati/ Red: Nur Aini
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)
Foto: VOA
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menjadi topik pembicaraan hampir di seluruh dunia. Mereka menebak-nebak apa yang akan dinegosiasikan oleh kedua pemimpin tersebut. Namun, sepertinya, menurut sumber, Korut enggan membahas denuklirisasi dengan AS pada KTT 12 Juni mendatang.

Hal itu dikatakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Korut Kim Kye-gwan bahwa Pyongyang hanya akan bernegosiasi dengan Trump sebatas peningkatan hubungan bilateral. Bila AS tetap bersikukuh membahas denuklirisasi, Korut akan mempertimbangkan kembali pertemuan itu.

"Korut tidak akan tertarik membahas perundingan nuklir dengan AS. Di mana mereka hanya mencoba mendorong kami untuk melepaskan nuklir," kata dia dilansir laman Yonhap.

"Kalau mereka tetap bersikeras akan membahas denuklirisasi maka pertemuan pada 12 Juni mendatang akan dipertimbangkan ulang," ujarnya.

Sebelumnya, Pyongyang telah membatalkan pertemuan lanjutan dengan Korsel. Hal itu terkait latihan militer yang dilakukan oleh Seoul dan Washington. Pembicaraan antara Kim dan Trump diperkirakan akan berlangsung di Singapura pada 12 Juni. Namun, Korut mengancam akan menunda pembicaraan dengan AS tersebut.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya belum memiliki informasi penundaan tersebut. Namun, mereka tetap mempersiapkan segala hal menanggapi kemungkinan terburuk sekalipun.

Pembatalan pertemuan tersebut karena Korsel dan AS melakukan latihan militer. Korut mengklaim latihan itu sebagai bentuk invasi.

Pernyataan oleh media negara Korut, KCNA, dirilis beberapa jam sebelum kedua Korea bertemu di sebuah desa perbatasan. Dalam pertemuan itu, kedua Korea berencana membahas penerapan perjanjian terbaru untuk mengurangi ketegangan militer di sepanjang perbatasan. Pertemuan itu juga untuk meningkatkan hubungan kedua negara secara keseluruhan.

AS dan Korsel melakukan latihan Max Thunder selama dua pekan. Latihan yang dimulai pada Senin dilaporkan mencakup sekitar 100 pesawat. Menurut Korut, hal itu merupakan sebuah provokasi militer yang disengaja dan tantangan nyata untuk pertemuan puncak antara Kim dan Presiden Korsel Moon Jae-in. KCNA mengatakan, pesawat AS yang dimobilisasi untuk latihan tersebut, termasuk pengebom B-52 dan jet tempur F-22 , ditujukan untuk meluncurkan serangan nuklir di Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement