Sabtu 19 May 2018 15:43 WIB

Pesawat Pengebom Dikerahkan ke Laut Cina Selatan

Cina menyiapkan pesawat pengebom untuk latihan perang.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Peta wilayah perairan Laut Cina Selatan yang diklaim Brunei, Cina, Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Foto: Reuters
Peta wilayah perairan Laut Cina Selatan yang diklaim Brunei, Cina, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina telah menempatkan pesawat pengebom di perairan sengketa Laut Cina Selatan (LCS). Cina berdalih penempatan pesawat pengangkut bom itu disiapkan guna menjalani latihan perang.

"Divisi dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) baru-baru ini mengorganisir beberapa pengebom seperti H-6K untuk melakukan pelatihan lepas landas dan mendarat di pulau-pulau dan terumbu karang di LCS," kata pernyataan resmi pemerintah Cina seperti dilansir laman Guardian, Sabtu (19/5).

Cina mengatakan, latihan itu digelar juga untuk meningkatkan kemampuan negara guna menjangkau semua wilayah. Jika sudah begitu, militer dapat melakukan serangan kapanpun dan dari segala penjuru.

Latihan sekaligus diadakan sebagai persiapan untuk perang di perairan barat pasifik dan pertempuran di LCS. Meski demikian, pemerintah Cina belum menyebutkan secara spesifik area perairan sengketa LCS yang akan digunakan sebagai latihan tersebut.

Sementara, aktivitas yang diperlihatkan Beijing di LCS membuat Amerika Serikat (AS) geram. Paman Sam sebelumnya telah memperingatkan Cina tentang konsekuensi dari militerisasi yang mereka lakukan di peraingan sengketa tersebut. Namun, AS tidak menjelaskan lebih lanjut tentang konsekuensi yang dimaksud.

AS telah mengerahkan kapal perang yang terus melakukan patroli di perairan yang diperebutkan Vietnam, Filipina, Taiwan, Brunei Darussalam dan Malaysia itu. Paman Sam berdalih laut sengketa itu merupakan kawasan bebas dan terbuka bagi konsep indo-pasifik.

"Kami telah melihat laporannya. Militerisasi laut sengketa yang dilakukan Cina hanya akan meningkatkan tensi dan membuat munculnya ketidakstabilan di kawasan," kata Juru Bicara Pentagon Lt Col Christopher Logan.

Sementara, LCS merupakan jalur perdagangan global yang disebut-sebut memiliki cadangan minyak dan gas. Jalur strategis itu dilalui kapal muatan barang dagang senilai lebih dari 5 triliun dolar AS setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement