REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden AS Mike Pence telah memperingatkan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un untuk tidak mempermainkan Presiden Donald Trump jika mereka bertemu bulan depan. Pence mengatakan bahwa tindakan seperti itu akan menjadi kesalahan besar pemimpin Korut.
"Tidak perlu ada pertanyaan bahwa Trump bisa pergi dari KTT 12 Juni," kata Pence seperti dilansir di BBC, Selasa (22/5).
Korea Utara mengancam akan keluar dari pertemuan itu setelah dikomentari oleh Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton. Negara itu bereaksi dengan marah ketika Bolton menyarankan akan mengikuti model Libya untuk denuklirisasi.
Mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi setuju dengan kekuatan Barat pada 2003 untuk membongkar programnya sebagai imbalan pencabutan sanksi. Delapan tahun kemudian, dia dibunuh di tangan pemberontak yang didukung Barat.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in berencana bertemu dengan Trump di Washington pada hari Selasa (22/5) untuk membahas rencana untuk KTT itu. Pence mengatakan bahwa Trump akan bersedia untuk pergi dari pertemuan yang direncanakan akan berlangsung di Singapura.
"Saya tidak berpikir Presiden Trump memikirkan tentang hubungan masyarakat, dia berpikir tentang perdamaian," kata wakil presiden.
The New York Times melaporkan pada hari Ahad bahwa presiden AS meminta bantuan penasehat apakah dia harus terus maju menghadiri KTT itu.