Selasa 22 May 2018 17:08 WIB

AS Perkuat Pertahanan Serangan Rudal di Asia Timur

AS menempatkan kapal perusak peluru kendali di Jepang.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).
Foto: Reuters/Missile Defense Agency
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YOKOSUKA -- Amerika Serikat (AS) berupaya memperkuat pertahanan terhadap setiap serangan rudal balistik yang berasal dari Asia Timur. Salah satu kapal perusak peluru kendali Angkatan Laut AS yang paling canggih, USS Milius, tiba di Jepang pada Selasa (22/5).

Kedatangan kapal perang di Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka terjadi tiga pekan sebelum pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu akan dilakukan di Singapura.

Unjuk kekuatan militer merupakan langkah AS untuk menekan Korea Utara meninggalkan senjata nuklir dan program rudal balistiknya. "Milius akan mendukung keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik dengan membawa peningkatan kemampuan pertahanan rudal sebagai platform pertahanan rudal balistik," kata Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.

Sambutan di dermaga Milius di Yokosuka, yang merupakan markas Armada Ketujuh AS dilakukan setelah muncul keraguan pada pekan lalu mengenai apakah pertemuan Trump-Kim akan dilanjutkan. Yokosuka merupakan markas armada AS ketujuh.

Korea Utara mengatakan, pihaknya mempertimbangkan kembali KTT itu setelah membatalkan pembicaraan terpisah dengan Korea Selatan (Korsel). Pembatalan itu merupakan sebuah protes atas latihan tempur udara Korsel yang dikenal sebagai Max Thunder.

Pyongyang akan membatalkan dialog jika AS bersikeras untuk secara sepihak meminta Korut melucuti persenjataan nuklirnya. Korea Utara menilai perlu mempertahankan diri terhadap agresi AS.

Milius bergabung dengan dua kapal lain di Armada Ketujuh dan membawa unit perusak armada kembali ke kekuatan penuh. Hal itu setelah dua kapal perang AS lainnya di wilayah tersebut lumpuh akibat tabrakan dengan kapal komersial tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement