Rabu 23 May 2018 16:21 WIB

Mahathir Mohamad, Membuat Malaysia Jaya Lagi

Pemerintahannya akan mengevaluasi pengaruh dan investasi Cina di Malaysia

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Budi Raharjo
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad
Foto: Straits Times
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad

REPUBLIKA.CO.ID,Mantan wakil perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim segera menduduki puncak kekuasaan. Politisi yang disebut-sebut sebagai tokoh reformasi itu datang dengan membawa sejumlah era baru bagi negaranya.

Direktur Asia Institute dari Universitas Tasmania James Chin mengatakan, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad merupakan figur transisi untuk membangun kembali Malaysia. Chin melanjutkan, Mahathir juga sekaligus membuka jalan bagi Anwar untuk memimpin negara. "Peran Mahathir adalah menempatkan negara seperti sedia kala sambil menghangatkan kursi bagi Anwar Ibrahim," kata James Chin kepada New York Times.

Perbaikan ekonomi merupakan target yang ingin dicapai oleh Mahathir dan Anwar. Mahathir mengatakan, pemerintahannya akan mengevaluasi pengaruh dan investasi Cina di Malaysia. Dia mengatakan, pemerintah akan menilai ulang kesepakatan era Na jib yang berdampak pada besarnya utang Malaysia ke Cina.

Namun, Mahathir tidak menolak usulan kebijakan ekonomi Cina atau dalam hal ini One Belt One Road. Dia mengatakan, program itu bertujuan untuk mengembangkan proyek infrastruktur di luar negeri. Mahathir juga telah menyurati Presiden Cina Xi Jinping guna mendorong pembangunan jalur rel.

"Kami tidak ada masalah dengan program Belt and Road, kecuali tentu kami tidak suka melihat jumlah kapal perang yang berada di kawasan karena kapal perang menarik perhatian kapal perang lainnya," kata Mahathir.

Terkait utang negara, Mahathir menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dinilai gagal mengelola keuangan. Kegagalan juga dipicu lantaran penyelewengan dana yang dilakukan oleh Najib Razak. Dia mengatakan, Malaysia saat ini berutang sekitar 251,7 juta miliar dolar AS.

Mahathir mengatakan, Malaysia membutuhkan cara agar utang tersebut dapat dikelola hingga akhirnya dilunasi. Dia menegaskan, pemerintah akan menghukum dengan tegas siapa pun yang menyebabkan utang negara tersebut meningkat. Seperti dilansir laman the Star, Mahathir juga berjanji mengembalikan Malaysia ke masa kejayaannya dulu. Dia bercita-cita untuk membuat negaranya kembali dihormati dan dipandang seperti pada masa lampau.

Dia menambahkan, kekuasaan juga akan benarbenar dibagikan kepada tiga lembaga negara, ek sekutif, legislatif, dan yudikatif. Dia mengatakan, hal ini dilakukan agar penegakan hukum dapat berjalan dengan maksimal. "Pemisahan kekuasaan ini merupakan hal penting sebagai sistem check and balance agar tidak menyebabkan konsekuensi yang ti dak diinginkan, antiteguran, dicegah, atau ditolak," kata Mahathir.

Dia menambahkan, jika pembagian kekuasaan tidak dilakukan, ditakutkan satu lembaga akan mendominasi lembaga yang lainnya. Hal itu, dia mengatakan, akan menghasilkan sesuatu yang bertentangan dengan hukum.

Membengkaknya utang membuat Mahathir berupaya menjalankan pemerintahan dengan biaya seminim mungkin. Negara, dia mengatakan, tidak akan menambah jumlah pegawai negeri sipil, tetapi semua lembaga akan dipekerjakan dengan lebih efisien agar tidak membebani keuangan.

Dia mengungkapkan, langkah itu tidak hanya akan dilakukan setelah menilai situasi yang terjadi saat ini. Dia mengatakan, Malaysia akan mampu mengatasi berbagai tantangan jika terus mematuhi prinsip-prinsip administrasi yang demokratis.

photo
Jejak politik Mahathir Mohamad

 

Menebus kesalahan

Sementara, seorang peneliti postdoctoral di Universitas Harvard yang menulis buku tentang Mahathir, Sophie Lemiere, mengatakan, yang dilakukan Mahathir saat ini adalah upaya menebus kesalahan pada masa jabatan sebelumnya. Mahathir berupaya menghapus julukan diktator yang dia dapatkan dari gaya kepemimpinannya saat menjabat sebagai perdana menteri keempat.

Kembali terpilihnya Mahathir sebagai perdana menteri membuktikan jika dirinya bukanlah seorang diktator. Kesempatan ini sekaligus menciptakan warisan yang lebih baik terhadap citra diri sebagai pendukung demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.

Mahathir Mohammad kini menempatkan Wan Azizah Wan Ismail yang merupakan istri Anwar Ibrahim sebagai wakil perdana menteri. Anwar mengatakan, saat dirinya menjabat sebagai perdana menteri nanti, Azizah akan segera mengundurkan diri sebagai wakil. Hal itu dilakukan untuk menyingkirkan anggapan bahwa Anwar tengah membangun dinasti politik di Malaysia. n reuters ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement