Selasa 02 Jan 2018 17:41 WIB

Jerman, Rusia, dan Inggris Komentari Situasi di Iran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Demonstrasi di Iran, Sabtu, 30 Desember 2017.
Foto: AP Photo
Demonstrasi di Iran, Sabtu, 30 Desember 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sejumlah negara mengungkapkan perhatian dan kekhawatirannya terkait pergolakan yang tengah terjadi di Iran sejak pekan lalu. Gelombang demonstrasi yang memprotes naiknya harga komoditas di negara tersebut telah menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas.

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel meminta Pemerintah Iran menghormati hak para demonstran untuk berkumpul dan mengutarakan perasaan mereka. Melihat kian runcingnya situasi, ia berharap semua pihak yang terlibat dalam pergolakan di Iran dapat menahan diri.
 
"Setelah konfrontasi akhir-akhir ini, semakin penting semua pihak menahan diri dari tindakan kekerasan," ujar Gabriel dalam pernyataan tertulisnya, seperti dikutip laman Anadolu Agency, Senin (1/1).
 
Kementerian Luar Negeri Rusia menilai, pergolakan akibat gelombang demonstrasi di Iran adalah urusan dalam negerinya. Moskow menilai, intervensi dari pihak luar yang berpotensi semakin memperkeruh situasi tentu tidak akan bisa diterima.
 
Kendati demikian, Rusia tetap berharap gelombang demonstrasi di Iran dapat mereda dan tak kian memburuk. "Kami mengungkapkan harapan situasinya tidak akan berkembang dalam skenario pertumpahan darah dan kekerasan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.
 
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson pun mengaku cukup mengkhawatirkan situasi yang terus berkembang di Iran. Kendati demikian, ia tetap membela hak rakyat Iran untuk mengutarakan perasaannya. "Penting agar warga negara memiliki hak untuk berdemonstrasi secara damai," katanya.
 
Sementara itu, Global Affairs Canada, sebuah departemen di pemerintahan Kanada yang mengelola hubungan diplomatik dan konsuler, meminta otoritas Iran untuk menegakkan serta menghormati hak asasi manusia dan demokrasi. "Kanada akan terus mendukung hak-hak fundamental warga Iran, termasuk hak kebebasan berekspresi," ucapnya.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement