Kamis 15 Feb 2018 08:34 WIB

Museum Ini Jadi Tujuan Terpopuler Saat Valentine's Day

Museum 'putus hubungan' di Zagreb memamerkan benda-benda simbol cinta yang hilang.

Hari Valentine (ilustrasi).
Foto: make1click.com
Hari Valentine (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB -- Ada beberapa tempat yang berbicara sangat jujur soal kenyataan tentang cinta, salah satunya adalah Museum 'Putus Hubungan' di ibu kota negara Kroasia. Museum ini populer terutama saat 'Valentine's Day'.

Museum of Broken Relationships di Zagreb itu memamerkan benda-benda simbol cinta yang hilang: sebuah gitar bas yang ditinggalkan mantan pancar, 'gnome' yang pernah digunakan untuk merusak mobil pasangan, atau kapak yang pernah dipakai untuk menebas perabot milik mantan kekasihnya sebagai cara untuk melampiaskan kemarahan. Barang-barang itu, dan banyak lagi lainnya yang dipamerkan di museum, memberikan gambaran tentang kegagalan cinta orang-orang.

Pada Hari Kasih Sayang, banyak pasangan mengunjungi museum tersebut, mengamati benda yang jadi catatan peninggalan kesalahan orang-orang, seakan-akan mereka sedang mencari pelajaran dari pengalaman nyata. Para pengunjung mengamati benda-benda yang terlihat biasa itu dan membaca cerita-cerita dibaliknya.

Pencipta Museum of Broken Relationships adalah Olinka Vistica dan Drazen Grubisic, seorang produser seni dan artis visual dari Kroasia. Semuanya bermula dari ide sederhana, ide kecil dan sangat pribadi.

"Saya dan Olinka waktu itu masih menjalin hubungan. Ketika kami putus hubungan, kami berdiskusi soal apa yang akan dilakukan terhadap barang-barang yang tertinggal. Benda-benda remeh ini kadang-kadang sangat berharga bagi kami. Barang-barang ini bisa menimbulkan kenangan dan kemudian membuat kita merasa tidak enak," kata Grubisic kepada Xinhua.

"Ide kemudian timbul untuk membuat proyek seni kecil-kecilan, untuk mencari cara agar pasangan yang mengalami putus hubungan merasa lebih baik dengan menyimpan benda-benda kenangan mereka di suatu tempat agar terpelihara," kata Grubisic menambahkan.

Dengan cara itu, daripada dihancurkan atau dibiarkan hingga membuat seseorang menderita karena melihatnya, benda-benda itu ditempatkan dalam koleksi museum. Pada awalnya, Vistica dan Grubisic mengajak teman-teman mereka untuk menyumbangkan kenang-kenangan pribadi setelah mengalami hubungan yang putus. Dengan koleksi tersebut, pameran sudah merambah ke tingkat dunia.

Setelah beberapa tahun, pada 2010, Museum of Broken Relationships akhirnya ditempatkan secara permanen di Zagreb. Setiap orang bisa menyumbangkan kepada museum benda-benda fisik beserta cerita mereka.

Pameran masih diadakan berkeliling dunia dan saat ini sedang menuju Norwegia, Jepang, dan kemungkinan Shanghai pada Juni. Pada 2016, museum waralaba pertama dibuka di Los Angeles.

"Museum ini adalah soal cinta, tapi mungkin secara terbalik karena kita bisa melihat cinta dari sisi ketika cinta itu pergi, tapi menurut saya, pada satu sisi, ini adalah pandangan paling jujur soal cinta, karena kita tidak selalu melihatnya dari sisi yang bagus. Ini sangat nyata," kata Grubisic.

Dari segi pengurusan museum, koleksi museum tersebut berubah setiap beberapa tahun. Benda-benda dikelompokkan menurut tema berbeda. Jadi, misalnya, sekarang pengunjung bisa berjalan menyusuri sebuah ruangan yang bercerita soal hubungan bisnis menjadi hubungan pribadi.

"Kami mencoba menggabungkan dan menyeimbangkan benda-benda itu, antara yang sangat menyedihkan dan lucu, kadang sangat lucu, dan memperlihatkan kepada dunia spektrum menyeluruh mengenai sesuatu," ujar Grubisic.

Museum of Broken Relationships dimulai dengan hanya 50 benda, sekarang memiliki sekitar 2.600 benda. Museum tersebut kini telah menjadi salah satu tujuan kunjungan di Kroasia, bukan pada Hari Kasih Sayang saja tapi juga sepanjang tahun.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement