Kamis 22 Mar 2018 18:02 WIB

Setelah Brexit, Paspor Inggris akan Diimpor dari Prancis

Paspor Inggris setelah Brexit ini akan kembali ke warna aslinya, biru dan emas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Inggris
Bendera Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Otoritas imigrasi Inggris akan menerbitkan paspor Inggris yang baru setelah negara tersebut keluar dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit). Paspor baru tersebut akan dicetak di Prancis.

Dengan terbitnya paspor baru ini, maka paspor berwarna burgundy yang digunakan sejak 1988 hingga saat ini tidak lagi berlaku. Tampilan paspor baru tersebut akan kembali ke warna aslinya yaitu biru dan emas, dan akan mulai digunakan pada Oktober 2019.

Dilansir BBC, Kamis (22/3), perusahaan asal Prancis-Belanda, Gemalto, telah memenangkan kontrak sebesar 490 juta poundsterling atau setara dengan Rp 9,5 triliun (kurs Rp 19.476 per pound).

Menteri Kebudayaan Matthew Hancock mengatakan keputusan akhir belum dibuat. Namun, Home Office mengatakan paspor tidak harus dibuat di Inggris dan beberapa cover kosong sudah dibuat di luar negeri.

"Selama beberapa bulan terakhir kami telah mendengar para menteri senang untuk muncul dan berbicara tentang paspor biru baru dan fakta bahwa itu adalah ikon identitas Inggris. Tapi sekarang ikon identitas Inggris ini akan diproduksi di Prancis," kata bos perusahaan penerbit paspor di Inggris De la Rue, Martin Sutherland.

"Saya ingin meminta Theresa May atau Amber Rudd untuk datang ke pabrik saya dan menjelaskan kepada tenaga kerja kami yang berdedikasi mengapa ini adalah keputusan yang masuk akal untuk pergi ke luar dalam pembuatan ikon Inggris."

Di bawah aturan pengadaan Uni Eropa, Home Office telah diminta untuk membuka proses penawaran kepada perusahaan-perusahaan Eropa. De La Rue, yang telah memegang kontrak untuk memproduksi paspor Inggris sejak 2009, mengatakan pihaknya kalah saing dalam hal harga penawaran dari Gemalto.

Sutherland mengatakan tidak jelas apakah kebijakan pemerintah ini akan terpengaruh pada para pekerja. De la Rue saat ini mempekerjakan lebih dari 600 staf.

Anggota parlemen pendukung Brexit memuji keputusan untuk kembali ke paspor biru dan emas, yang pertama kali digunakan pada tahun 1921, setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa sebagai contoh Inggris mengambil kembali kendali. Namun, mantan menteri kabinet pro-Brexit, Priti Patel mengatakan keputusan untuk membuat paspor di luar negeri itu 'memalukan' dan 'tidak beralasan'.

Pemegang paspor saat ini akan terus menggunakan paspor burgundy hingga masa berlakunya habis. Home Office mengeluarkan lebih dari enam juta paspor setiap tahun dan merupakan satu-satunya penyedia paspor untuk warga Inggris yang tinggal di mana saja secara global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement