Jumat 23 Mar 2018 15:12 WIB

Uni Eropa Tarik Dubesnya dari Rusia

Keputusan Uni Eropa ini bentuk dukungan kepada PM Inggris Theresa May.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Uni Eropa
Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa menarik duta besarnya dari Moskow setelah ikut menyalahkan Rusia atas serangan racun agen saraf terhadap mantan mata-mata Sergey Skripal di Inggris. Keputusan Uni Eropa ini merupakan bentuk dukungan untuk Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Uni Eropa secara tegas memihak May dalam konflik yang tengah terjadi antara Inggris dan Rusia. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan duta besar Uni Eropa untuk Rusia sedang dipanggil untuk konsultasi ke Brussels.

May mendapatkan dukungan dari 27 pemimpin negara Uni Eropa dalam sebuah KTT pada Kamis (22/3). Dalam pertemuan itu, Uni Eropa menyatakan serangan terhadap Skripal adalah tantangan keamanan yang besar bagi blok tersebut.

Negara-negara Uni Eropa mengatakan mereka akan berkoordinasi untuk bisa mendapatkan jawaban dari otoritas Rusia. May merasa senang dengan banyaknya dukungan yang ia dapatkan.

"Masalah ini adalah tentang bagaimana kita berdiri bersama untuk menegakkan nilai-nilai kita, untuk melawan ancaman Rusia," kata May, Jumat (23/3).

Rutte mengatakan tidak ada sanksi yang dibicarakan di dalam KTT itu, meskipun ada desas-desus mengenai tindakan diplomatik lebih lanjut. Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite menambahkan, dia juga mempertimbangkan untuk mengusir diplomat Rusia dari negaranya.

"Selama beberapa hari atau beberapa minggu mendatang, kami dan mitra kami harus melihat lagi apa langkah logis selanjutnya. Tindakan apa pun harus memiliki nilai tambah pada deklarasi politik yang sangat kuat ini," ujar Rutte.

May telah berjuang di KTT Brussels untuk membujuk rekan-rekannya di Uni Eropa untuk bersatu dalam mengecam Moskow atas serangan terhadap Skripal. Namun Rusia telah membantah keras tuduhan itu dan balik mengecam Inggris.

May menjelaskan alasan mengapa Inggris yakin bahwa Moskow berada di belakang serangan itu. Menurut hasil penyelidikan, jenis racun agen saraf yang digunakan adalah Novichok, yang dikembangkan oleh Uni Soviet.

"Insiden di Salisbury adalah bagian dari pola agresi Rusia terhadap Eropa dan tetangga dekatnya, dari Balkan barat ke Timur Tengah," papar May.

Inggris dan Rusia telah mengusir 23 diplomat dari negara masing-masing dalam perselisihan ini. Duta besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, menuduh AS telah melanggar hukum internasional dan menyesatkan masyarakat internasional.

"Sejarah menunjukkan pernyataan Inggris harus diverifikasi. Kami menuntut transparansi penuh dari penyelidikan dan adanya kerja sama penuh dengan Rusia serta Organization for the Prohibition of Chemical Weapons," ujar Yakovenko.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement