Selasa 17 Apr 2018 05:50 WIB

Inggris Menuai Protes atas Perlakuan Bekas Anak Imigran

Perdana Menteri Theresa May bertemu para utusan negara bekas jajahan Inggris.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Inggris
Bendera Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Protes memuncak atas sikap Inggris kepada para bekas anak imigran yang datang ke negara ini saat puluhan tahun lalu, sesaat sebelum Inggris akan menghelat pertemuan dengan 53 negara-negara Persemakmuran Inggris.

Inggris berencana memanfaatkan KTT Persemakmuran di London pekan ini membahas isu perdagangan usai keluar dari Uni Eropa dan isu diplomatik bersama AS dan bekas koloninya. Namun usaha Inggris itu dibayang-bayangi kemarahan sebagian besar bekas negara koloni Inggris di Karibia atas perlakuan tak pantas.

Perdana Menteri Inggris Theresa May, pada Senin (16/4) bertemu para utusan dari negara bekas jajahan Inggris di Karibia. Pertemuan itu membahas situasi warga Inggris bekas imigran Karibia yang telah diancam dideportasi dalam jangka panjang ke negara asal mereka.

Dalam sejarahnya, sebuah kapal bernama'Windrush Generation' membawa sekelomok besar para imigran pertama dari Karibia paskaperang dunia kedua pada 1948. Beberapa generasi itu yang kini telah menua mengungkapkan kegetiran mereka di tanah Ratu Elizabeth selama hidupnya. Dimana mereka ditolak perawatan medis dan diancam dideportasi karena tidak bisa membuktikan dokumen warga negara.

Pemerintah Inggris bahkan telah mengambil garis keras pada para imigran, yang terus meningkat drastis selama 10 hingga 15 tahun terakhir. Pengamat menilai pemerintah Inggris telah dengan sengaja mencelakakan dan mengambil permusuhan terhadap ribuan orang imigran yang telah memutuskan berpuluh tahun lalu, Inggris sebagai rumah mereka.

"Inggris seolah ingin memberitahu orang orang Karibia, 'Anda tidak lagi diterima'," ungkap Komisaris Tinggi Barbados, guy Hewitt kepada BBC, Senin (16/4).

Sejumlah 140 orang Anggota Parlemen AS menandatangani surat desakan kepada Inggris untuk menanggapi 'segera dan efektif' atas apa yang dialami warga persemakmuran atas status imigrasi mereka.

Sekretaris Pembangunan Internasional, Penny Mordaunt mengatakan pemerintah harus bekerja lebih baik untuk menenangkan para bekas anak imigran ini.

"Para imigran itu seharusnya tidak boleh khawatir tentang ini, mereka memiliki hak untuk tinggal dan kita harus meyakinkan mereka tentang itu," kata Mordaunt kepada BBC.

Wilayah Persemakmuran Inggris menghubungkan 2,4 miliar di lima benua. Mulai dari negara yang luas lagi kaya seperti India dan Australia, hingga negara kepulauan terpencil dan kecil, seperti Tonga dan Vanuatu. Inggris diminta mendukung pemerintahan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang baik dan hak asasi manusia.

Ratu Elizabeth II, secara resmi akan membuka pertemuan kepala pemerintahan negara-negara Persemakmuran di istana Buckingham pada Kamis mendatang. Ratu Elizabeth II telah berbuat banyak untuk menyatukan kelompok negara-negara persemakmuran ini.

Ratu berusia 91 tahun itu telah melalui perjalanan panjang, jadi ini kemungkinan akan menjadi KTT Persemakmuran terakhir yang dipimpinnya. Sedangkan pewaris tahtanya Pangeran Charles tidak akan secara otomatis menggantikannya sebagai kepala Negara Persemakmuran. Negara Commonwealth selanjutnya akan menentukan dan memilih sendiri pemimpin mereka berikutnya dalam wadah Persemakmuran Inggris.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement