Selasa 17 Apr 2018 12:49 WIB

Inggris: Kondisi Skripal Membaik

Skripal pensiunan kolonel yang sempat berdinas di badan intelijen Rusia (GRU)

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal.
Foto: Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters
Mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kondisi Sergei Skripal, warga Inggris yang juga mantan agen mata-mata Rusia, dilaporkan membaik. Sebelumnya ia sempat berada dalam kondisi kritis setelah diserang menggunakan agen saraf novichok di Salisbury, Inggris, awal Maret lalu.

"Kesehatan individu ini membaik dan dia tidak lagi dalam kondisi kritis," kata United Kingdom National Health Service dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/4), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Skripal dan putrinya Yulia (33 tahun) diserang di Salisbury pada 4 Maret lalu. Kendati sempat kritis, keduanya berhasil selamat dari aksi penyerangan tersebut.

Skripal merupakan seorang pensiunan kolonel yang sempat berdinas di badan intelijen militer luar negeri Rusia (GRU). Selama mengabdi di GRU, hasil pekerjaan Skripal selalu dipuji dan diapresiasi. Kariernya boleh dibilang cukup gemilang.

Namun kegemilangan itu seketika buyar ketika Dinas Keamanan Rusia (FSB) menuduhnya membelot dan berkhianat. Ia dituding membocorkan identitas agen-agen Rusia kepada Dinas Intelijen Rahasia Inggris (MI6).

FSB mengklaim Skripal kerap menerima uang sebesar 100 ribu dolar AS dari MI6 untuk setiap informasi rahasia dan sensitif yang diberikannya. Uang itu telah rutin diterimanya sejak tahun 1990-an, tepatnya ketika dia masih menjadi tentara. FSB menyebut Skripal telah direkrut MI6 pada tahun 1995. Hal ini membuatnya kerap disebut sebagai agen ganda.

Menurut harian pro-Kremlin, Izvestiya, dikutip laman BBC, informasi rahasia yang dibocorkan Skripal mencakup puluhan operasi penyamaran agen FSB. Akibat bocornya informasi tersebut, agen-agen FSB di beberapa negara Eropa diawasi aktivitasnya, bahkan diusir.

Pada Agustus 2006, pengadilan militer Rusia menjatuhkan hukuman penjara 13 tahun terhadap Skripal. Dalam vonisnya, hakim menyebut Skripal terbukti melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dalam bentuk spionase. Semua gelar dan penghargaan yang pernah didapatkannya pun ditarik kembali oleh Rusia.

Empat tahun setelah menjalani hukumannya, pada Juli 2010, Skripal diampuni oleh mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev. Dia kemudian dibebaskan bersama tiga orang lainnya untuk ditukar dengan 10 mata-mata Rusia yang ditangkap FBI.

Pertukaran mata-mata Perang Dingin ini dilakukan di Bandara Wina, Austria. Setelah pertukaran tersebut, Skripal diberi perlindungan di Inggris.

Sejak saat itu, Skripal disebut diberi identitas baru, rumah, dan uang pensiun. Setelah menetap di Inggris, Skripal membeli rumah di Salisbury. Kemudian pada 4 Maret lalu Skripal dan putrinya, Yulia, diserang menggunakan agen saraf novichok.

Inggris menuding Rusia menjadi dalang aksi penyerangan Skripal. Selain karena motif balas dendam, tudingan Inggris juga didasarkan pada agen saraf novichok yang pernah dikembangkan Uni Soviet pada 1970-an. Rusia membantah tegas tudingan ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya tidak lagi memiliki senjata kimia. Semua senjata kimia milik Rusia, kata Putin, telah dihancurkan di bawah pengawasan Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW).

Ketika aksi saling tuding masih berlangsung, Perdana Menteri Inggris Theresa May, pada 15 Maret lalu, memutuskan mengusir 23 diplomat Rusia dari negaranya. May mengklaim 23 diplomat yang diusirnya merupakan agen mata-mata Rusia yang menyamar.

Rusia membalas hal tersebut dengan melakukan hal serupa. Moskow mengusir 23 diplomat Inggris dan menghentikan seluruh kegiatan British Council di Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement