Rabu 09 May 2018 17:05 WIB

Prancis: Tanpa AS, Kesepakatan Nuklir Iran Tetap Berlaku

Presiden Prancis akan bertemu Presiden Iran membahas kesepakatan nuklir.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pada Rabu (9/5) bahwa kesepakatan nuklir Iran pada 2015 tidak akan berakhir meskipun AS memutuskan untuk keluar dari perjanjian itu. Presiden Prancis Emmanuel Macron akan segera bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk membahas hal tersebut.

Pertemuan Prancis dan Iran kemungkinan akan melibatkan Inggris dan Jerman.

"Kesepakatan itu tidak mati. Memang ada penarikan dari AS. Tetapi kesepakatan itu masih ada," kata Jean-Yves Le Drian, kepada stasiun radio Prancis RTL.

Pandangan Le Drian disampaikan oleh Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire. Ia mengatakan kepada radio Prancis bahwa keputusan Trump terhadap Iran merupakan sebuah kesalahan. Menurutnya AS seharusnya tidak menganggap dirinya sebagai "polisi ekonomi" dunia.

Le Drian mengatakan Prancis, seperti yang lain, sangat menyadari bahwa ada kekhawatiran tentang isu-isu selain kemampuan nuklir, yaitu topik-topik seperti program senjata balistik Iran. Tetapi hal itu dapat diatasi tanpa merusak kesepakatan nuklir.

Menurut Le Drian, pertemuan antara Macron dan Rouhani juga akan diadakan dengan perusahaan raksasa minyak Total dan pelaku ekonomi utama lainnya di wilayah tersebut.

"Ya, ada risiko nyata konfrontasi. Saya berharap itu tidak akan menjadi kemunduran bagi perdamaian," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement