Kamis 24 May 2018 15:33 WIB

Korut Serius Ancam Batalkan KTT dengan AS

Korut menyebut Mike Pence sebagai boneka politik

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Wapres AS Mike Pence
Foto: AP
Wapres AS Mike Pence

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara, pada Kamis pagi, mengancam untuk mundur dari pertemuan puncak yang akan datang dengan AS. Korut juga menyebut Wakil Presiden Mike Pence sebagai boneka politik, yang meningkatkan retorika setelah berbulan-bulan menandakan keterbukaan untuk berkompromi.

Hal itu bermula ketika Senin lalu Pence dalam wawancara dengan media mengatakan bahwa Korut lah yang memohon bertemu dengan AS. Pence mengatakan bahwa perundingan damai dengan Korsel dan denuklirisasi adalah imbalan untuk bertemu dengan Trump. Dan Trump mengiyakan hal tersebut.

"Sebagai orang yang terlibat dalam urusan AS, saya tidak dapat menyembunyikan keterkejutan atas pernyataan bodoh yang mengalir keluar dari mulut wakil presiden AS," kata Wakil menteri luar negeri Korea Utara, Choe Sun Hui, mengatakannya dalam sebuah pernyataan.

Dia juga menjelaskan bahwa AS lah yang meminta pertemuan itu. Keadaan justru berbalik, AS mengatakan Utara lah yang menginginkannya. "Seolah-olah kami yang mengundang mereka untuk duduk bersama di Utara," tambah dia.

"Kami tidak pernah membujuk atau merayu AS untuk duduk bersama di Utara, jika mereka tidak menginginkan itu," kata dia lagi.

Ia juga menekankan, jika KTT dibatalkan, apakah AS akan menemui Korut di ruang pertemuan atau menemuinya di pertempuran nuklir-nuklir yang sepenuhnya tergantung pada keputusan dan perilaku AS sendiri. Choe mengatakan dia akan menyarankan Kim mempertimbangkan kembali KTT jika AS menyimpang melawan niat baik dan membuat tindakan yang melanggar hukum serta keterlaluan.

Ancaman itu muncul setelah Trump bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di Gedung Putih awal pekan ini. Sebelumnya, Trump mengatakan pada Selasa kemarin ada peluang yang cukup besar bahwa pertemuannya dengan Kim tidak akan terjadi seperti yang direncanakan.

Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan dia sangat berharap KTT akan dilanjutkan, tetapi itu semua tergantung oleh keputusan Kim. Jika KTT antara AS dan Korea Utara terjadi, itu akan menjadi yang pertama antara pemimpin kedua negara setelah lebih dari enam dekade bermusuhan.

Korea Utara secara tiba-tiba menarik diri dari pembicaraan damai yang direncanakan dengan Korea Selatan pekan lalu, itu seagai bentuk protes dengan latihan militer AS-Korea Selatan, dan juga mengancam untuk meninggalkan pertemuan Trump-Kim yang direncanakan, menuduh AS sebagai dalang dibalik kekacauan ini, dilansir laman AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement