Kamis 31 Mar 2011 19:58 WIB

Asad Menolak Mundur, Demo Jalan Terus

Rep: cr01/Al-Sharq Al-Awsat/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Foto: britannica.com
Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Presiden Suriah Bashar Al-Asad menyampaikan pidatonya yang ditunggu-tunggu, Rabu (30/3). Dalam pidato yang disampaikan di hadapan Majelis Rakyat, ia tidak mengumumkan jadwal sementara reformasi dan tidak berniat mencabut keadaan darurat.

Dalam pidato pendeknya, Asad menyebut adanya konspirasi besar dari negara-negara jauh dan dekat, yang berkomplot dengan kekuatan dalam negeri untuk melakukan provokasi menciptakan krisis. Ia juga menolak mundur dari jabatannya, namun akan berupaya melakukan reformasi.

Tak lama setelah berakhirnya pidato, ratusan warga Latakia turun ke jalan meneriakkan slogan-slogan “merdeka, merdeka” dan “damai, damai”. Aparat keamanan dan polisi merespons dengan menembakkan senjata ke arah mereka. Belum ada informasi tentang jumlah korban, namun saksi mata menuturkan, sekitar 300 orang turun ke jalan untuk memprotes pidato Asad dan disambut tembakan aparat keamanan.

Asad menegaskan, tidak ada reformasi baru karena proses tersebut sudah ada. “Tidak ada hambatan-hambatan dalam reformasi, yang ada hanyalah keterlambatan. Siapa saja yang menentang reformasi, maka mereka adalah juru damai sekaligus pembuat kerusakan,” ujarnya.

Ia juga mengecam revolusi Arab yang disebutnya “kebablasan”. “Revolusi yang terjadi saat ini adalah revolusi baru yang kebablasan. Dan kami tidak mau seperti itu, tidak mau dengan cara-cara seperti itu. Itu adalah bentuk sabotase,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement