Jumat 08 Apr 2011 19:04 WIB

Korban Perkosaan Tentara Libya Tuntut Keadilan

Red: cr01
Eman Al-Obeidi berteriak mengaku diperkosa dan disiksa tentara Libya di sebuah hotel di Tripoli.
Foto: AP
Eman Al-Obeidi berteriak mengaku diperkosa dan disiksa tentara Libya di sebuah hotel di Tripoli.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Eman Al-Obeidi, wanita yang mengaku diperkosa puluhan tentara Qaddafi, Kamis (7/4) kemarin, menuntut keadilan karena orang-orang yang memperkosanya masih berkeliaran dengan bebas.

 "Saya warga Libya biasa, datang dari keluarga baik-baik. Saya tidak sakit mental dan saya menginginkan hak-hak saya," katanya dalam sebuah wawancara. "Orang-orang yang memperkosa dan memukul saya masih berkeliaran di jalanan."

Obeidi datang membabi-buta ke Tripoli Rixos Hotel pagi hari pada 26 Maret , membuka mantelnya dan menunjukkan bekas luka dan memar di tubuhnya seraya berteriak, "Rekam saya, rekam saya… Tunjukkan ke seluruh dunia semua yang mereka lakukan terhadap saya!"

Ia pun diseret oleh petugas keamanan di kekacauan, sementara wartawan yang mencoba mendekatinya didorong ke samping.

Menurut Obeidi, ia dicegat di sebuah pos pemeriksaan karena berasal dari kelompok pro revolusi Benghazi. "Mereka mengikat saya dan melecehkan saya selama dua hari," ujarnya.

Tiga hari kemudian, seorang pejabat pemerintah mengatakan investigasi tengah berjalan, namun Obeidi akan dituntut dengan pencemaran nama baik. "Menuduh seseorang melakukan kejahatan seksual di tengah masyarakat yang konservatif seperti kami adalah masalah yang sangat serius," kata juru bicara pemerintah Libya Musa Ibrahim.

“Dia mengungkapkan nama orang-orang ia dituduh melakukan perkosaan terhadapnya. Dan mereka telah mengajukan gugatan atas pencemaran nama baik dan fitnah terhadap dirinya," lanjut Ibrahim.

Obeidi mengaku telah berbicara dengan putra Qaddafi, Saadi, tentang nasibnya. Ia menyebut Saadi sebagai orang yang rendah hati dan penuh pengertian. “Dia memperlakukan saya dengan baik dan berjanji akan membantu saya. Saya hanya minta satu hal, yaitu membersihkan nama saya di depan orang-orang dan mengambil tindakan hukum terhadap televisi pemerintah, setelah semua kebohongan yang mereka katakan tentang saya,” tegasnya.

Sehari sebelumnya, Human Rights Watch (HRW) meminta pihak berwenang Libya agar mengizinkan Obeidi meninggalkan Tripoli demi keselamatannya dan untuk menerima perawatan medis.

Setelah petisi menuntut pembebasannya mencapai target setengah juta tanda tangan, Obeidi menegaskan dalam wawancara telepon bahwa dia telah dibebaskan setelah diperiksa oleh seorang dokter, yang mendukung tuduhan bahwa dia telah diperkosa dan disiksa. “Tapi saya tidak bisa meninggalkan Tripoli,” ujarnya.

sumber : Al-Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement