REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Pihak berwenang Irak menyatakan keprihatinan atas banyaknya jumlah korbanyang tewas dalam serangan terhadap pengungsi Iran di Kamp Asraf, utara Baghdad.
“Pemerintah Irak akan memaksakan terciptanya “keamanan dan ketertiban” di wilayah tersebut di mana ratusan warga sipil tewas dan lainnya menderita luka-luka,” demikian pernyataan pemerintah Irak, Sabtu (9/4).
Menteri Inggris Negara Luar Negeri Alistair Port mengatakan negaranya "sangat prihatin" tentang adanya laporan sejumlah warga sipil tewas dan terluka di Kamp Ashraf.
Port mendesak pemerintah Irak segera mengakhiri "operasi kekerasan" di kamp tersebut dan mengambil tindakan konkret untuk memulihkan ketenangan dan menjamin penghormatan terhadap manusia. Ia juga mengungkapkan keinginannya secepat mungkin memberikan Baghdad "sebuah kesepakatan" terkait permintaan PBB untuk mengirim misi kemanusiaan ke tempat itu.
Rakyat Mujahidin, kelompok oposisi Iran menuduh tentara Irak melakukan sebuah "kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" dengan membunuh 31 orang pendukung mereka selama bentrokan pada Jumat pagi di Kamp Ashraf, dan melukai lebih dari 300 lainnya.
Dari Baghdad, Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengungkapkan keprihatinan negaranya tentang laporan pembunuhan dan bentrokan yang menimbulkan korban luka di Kamp Ashraf. Ia meminta pemerintah Irak menahan diri dan memenuhi kewajiban mereka untuk memberikan pengobatan kepada warga kamp, sesuai dengan undang-undang Irak dan kewajiban internasional.